https://jabar.times.co.id/
Wisata

Mengulik Kisah Bangunan Peninggalan Hindia Belanda di Stasiun Kota Banjar

Kamis, 29 Desember 2022 - 07:15
Kisah Bangunan Peninggalan Hindia Belanda di Stasiun Kota Banjar Menara air dan Depo Lokomotif menjadi bangunan heritage khas Stasiun Banjar. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, BANJARStasiun Kota Banjar menyimpan banyak kisah sejarah, terutama bangunan tuanya.

Hingga kini, bangunan tua masa Hindia Belanda masih sama, kendati sudah dibalut cat yang berbeda sehingga tetap tampak kokoh dan asri.

Stasiun Kota Banjar yang berdiri sejak dua abad lalu tepatnya pada 1 November 1894 ini memiliki 6 jalur percabangan jalur rel dan berada pada ketinggian 32 meter di atas permukaan air laut.

Fungsi Awal Stasiun Kota Banjar

Stasiun di ujung Timur Jawa Barat ini memiliki beberapa peninggalan bangunan bersejarah. Semuanya dirawat PT KAI sebagai cagar budaya.

Sebagai stasiun kelas besar, stasiun Banjar berfungsi sebagai tempat pemberhentian kereta api untuk berganti masinis. Terkadang, juga dilakukan penambahan lokomotif di jalur selatan.

Terdapat percabangan jalur rel dari Stasiun Banjar menuju Kabupaten Pangandaran yang kini sudah tidak aktif sejak tanggal 3 Februari 1981.

Pada masanya, dari Banjar, penumpang bisa menuju ke Pantai Pangandaran. Jalur Banjar-Pangandara memiliki terowongan legendaris yang dikenal sebagai terowongan Philip atau akrab disebut Terowongan China.

Bangunan Tua di Stasiun Kota Banjar

Stasiun-Kota-Banjar-2.jpgKepala Stasiun Banjar nampak menunjuk terowongan air di bawah rel. Depo lokomotif. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

Di Stasiun Banjar, terdapat bangunan tua yang belum tersentuh perbaikan namun tetap berdiri kokoh yaitu Depo Lokomotif sebagai lokasi sarana perawatan dan menjadi depo ketiga di wilayah KAI Daop 2 Bandung setelah Stasiun Bandung dan Cibatu Garut.

Depo ini memiliki pemutar lokomotif (Puteran) dan terdapat sebuah jalur yang menghubungkan pemutar rel dengan jalur cabang nonaktif Banjar-Pangandaran.

"Di sini juga terdapat terowongan air di bawah rel," kata Kepala Stasiun Banjar, Herry Susanto saat mendampingi TIMES Indonesia berkeliling bangunan warisan Belanda ini.

Selain itu, salah satu ikon Stasiun Banjar yang senantiasa tertanam di benak masyarakat adalah menara air yang berada tepat di belakang bangunan depo.

"Nah, menara air ini dahulunya berfungsi untuk mensuplai kebutuhan air kereta dan Stasiun Banjar. Sekarang sudah tak lagi berfungsi tapi kami abadikan bangunan heritage ini untuk dirawat sebagai bangunan bersejarah," tutur Herry.

Dipertahankan Sebagai Cagar Budaya

Stasiun-Kota-Banjar-3.jpgStasiun Banjar didirikan dua dekade lalu (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

Jika dilihat dari puncak Gunung Putri yang kini ditempati Lapas Banjar, menara air Stasiun Banjar menjadi satu-satunya bangunan bersejarah yang paling menjulang tinggi.

Penelusuran dilanjutkan dengan mengunjungi bangunan tua lainnya yaitu Rumah Sinyal yang berada di Barat dan Timur.

Karena saat ini sistem persinyalan stasiun menggunakan persinyalan elektrik produksi Westinghouse Rail Systems, maka Rumah Sinyal Stasiun Kota Banjar kini hanya bangunan kosong dan tetap dipertahankan sebagai bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan. (*)

Pewarta : Sussie
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.