TIMES JABAR, BATU – Di tengah rimbunnya pepohonan dan udara sejuk Desa Bulukerto, terdapat sebuah oase yang telah menjadi saksi bisu kehidupan masyarakat setempat selama berabad-abad. Sumber Umbul Gemulo, mata air jernih yang memancar dari perut bumi, bukan sekadar tempat bagi warga untuk mandi atau berenang.
Lebih dari itu, sumber air di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur ini adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Sumber Umbul Gemulo tidak hanya menjadi sumber air bersih, tetapi juga menjadi tempat di mana tradisi dan budaya setempat terus terpelihara.
Di area mata air yang terletak sekitar 50 meter tepat dari Hotel Purnama di Jalan Punten terdapat sebuah punden sakral yang kerap digunakan untuk berbagai ritual adat, termasuk selamatan desa yang menunjukkan betapa eratnya hubungan antara masyarakat dan alam.
Namun, keindahan dan kesucian Sumber Umbul Gemulo tidak luput dari berbagai tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah sosial seperti tindakan asusila, pencurian, dan penyalahgunaan area ini sebagai tempat konsumsi minuman keras mulai mengusik ketenangan desa. Menyadari ancaman ini, masyarakat Kampung Gemulo, khususnya RT 06 dan RT 07, RW 02 Desa Bulukerto, bergerak bersama untuk melindungi tempat yang mereka cintai.
"Kami sadar bahwa masalah ini perlu ditangani dengan serius, jadi kami memutuskan untuk bergotong royong melakukan renovasi dan perbaikan yang diperlukan," ungkap Diky Setiawan, ketua RT 02 Desa Bulukerto. Tidak hanya memperbaiki infrastruktur, warga juga berinisiatif memasang CCTV dan menyediakan penjaga parkir yang bertugas dari pagi hingga sore hari demi menjaga keamanan. Meski demikian, pengawasan di malam hari masih menjadi tantangan tersendiri, karena keterbatasan sumber daya.
Bagian Sumber Umbul Gemulo beserta kolam ikan di Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu, Malang. (Foto: Dian Surury Alfaruq/TIMES Indonesia)
Dukungan untuk melestarikan Sumber Umbul Gemulo tidak hanya datang dari masyarakat setempat, tetapi juga dari dinas terkait. Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Batu rutin memberikan benih ikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di area sumber. Renovasi yang dilakukan sebagian besar didanai melalui gotong royong warga, yang menyumbangkan tenaga, dana, dan pemikiran demi menjaga keindahan alam yang mereka banggakan.
Meski sudah banyak upaya yang dilakukan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya menjaga kelestarian alam. "Banyak pengunjung yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga tempat ini," kata Diky. Sumber Umbulan Gemulo, yang awalnya tidak dirancang sebagai tempat wisata komersial, sering kali disalahgunakan oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.
Ke depan, pengelolaan Sumber Umbul Gemulo akan terus berfokus pada pelestarian, bukan komersialisasi. "Kami tidak memungut biaya masuk karena tujuan utama kami adalah menjaga tempat ini sebagai warisan alam yang bisa dinikmati oleh semua orang. Kami berkomitmen untuk merawat dan menjaga sumber ini agar tetap lestari dan terhindar dari kerusakan," kata Diky Setiawan dengan penuh harap. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Umbul Gemulo, Permata Desa Bulukerto Batu
Pewarta | : Dian Surury Alfaruq (MG-262) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |