TIMES JABAR, INDRAMAYU – Sebuah patok kayu berukuran sekitar 50-60 cm, teronggok di Taman Tjimanoek Indramayu. Lalu lalang pengunjung di taman tersebut, sama sekali tak ada ketertarikan pada patok kayu tersebut. Padahal, patok kayu tersebut merupakan tonggak sejarah perjalanan Indramayu sejak masa lalu.
Tak ada papan nama maupun penunjuk di sekitar patok. Hanya ada rantai yang menjadi pemisah antara jalan setapak bagi pengunjung dengan patok. Selain itu, bagian patok diberi alas agar posisinya lebih tinggi.
Menurut Ketua Yayasan Indramayu Historia, Nang Sadewo, patok kayu jati tersebut dulunya merupakan sebuah tiang bendera, yang menjadi penanda wilayah Indramayu. Patok tersebut sudah ada sejak zaman VOC Belanda dulu, di mana Bandar Cimanuk masih menjadi pusat perniagaan di Indramayu.
Bandar Cimanuk sendiri merupakan pusat niaga pada masa VOC Belanda dulu. Di sini, banyak hilir mudik kapal-kapal perniagaan yang berdatangan. Kapal-kapal tersebut datang dari berbagai daerah di belahan dunia.
Nang Sadewo menjelaskan, patok tersebut merupakan penanda peta untuk memberi tahu, bahwa kapal-kapal niaga yang datang membawa dan mengangkut hasil bumi, sudah sampai di Indramayu. Usianya sendiri, diperkirakan sekitar 1680an.
"Kalau dilihat dari aktivitas ekonomi Sungai Cimanuk ini, itu dimulai sekitar 1680-an atau 1700 kemudian ditata menjadi kota sekitar tahun 1800-an menuju awal 1900," jelasnya, Selasa (30/11/2021).
Dulunya, lanjut Nang Sadewo, kayu jati tersebut berukuran normalnya tiang bendera. Namun, lama kelamaan terjadi pelapukan akibat termakan usia, hingga menjadi pendek.
Sayangnya, sekitar tahun 2002, patok kayu bersejarah tersebut dibakar oleh massa, lantaran alasan yang tidak jelas. Hingga akhirnya, pihaknya melakukan upaya penyelamatan agar salah satu benda peninggalan sejarah tersebut tidak hilang, dengan meminta pemerintah melakukan restorasi.
"Restorasi replika patok jati itu kemudian dilakukan pada tahun 2015, dibuat persis seperti aslinya dan diletakkan di atas patok yang sebelumnya rusak," jelasnya.
Nang Sadewo pun berharap, kehadiran patok kayu di Taman Tjimanoek Indramayu ini bisa diketahui publik secara luas. Tujuannya agar masyarakat bisa lebih mencintai peninggalan sejarah daerahnya sendiri. "Elemen-elemen peninggalan sejarah ini banyak macamnya, seperti masjid, kelenteng, dan lain-lain termasuk patok jati ini, harus kita selamatkan," harapnya. (*)
Pewarta | : Selamet Hidayat (MG-417) |
Editor | : Faizal R Arief |