TIMES JABAR, JAKARTA – Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana mengatakan, masalah sampah di Indonesia begitu sangat memprihatinkan. Ia meminta semua pihak gotong royong menyelesaikan hal tersebut.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Puncak Hari Habitat Dunia 2025, yang diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Sentra Pangudi Luhur Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/10/2025).
"Pada tahun 2023, jumlah sampah yang ada di Indonesia ada sebesar 70 juta ton sampah, dan pada 2024 sekitar 58 juta ton. Lebih separuhnya berasal dari sampah rumah tangga. Sebagian besar sampah masih berakhir di tempat memprosesan akhir yang kini banyak mengalami kelebihan kapasitas," katanya.
Ia menyebut, untuk menyelesaikan masalah itu, harus ada kerja bersama. Termasuk juga dari pihak Aparatur Sipil Negara (ASN). "Aparatur Sipil Negara sebagai garda terdepan di rumah," jelasnya.
"Semoga kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tapi juga menumbuhkan kebiasaan nyata dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan demi mewujudkan Indonesia yang bersih, sehat dan berkelanjutan," harapnya.
Jadi Perhatian Presiden Prabowo
Dalam kesempatan yang sama, Menteri PU, Dody Hanggodo mengatakan, masalah sampah di Indonesia kini menjadi perhatian serius Presiden Prabowo Subianto.
"Sampah ini sudah banyak jadi masalah. Yang paling bisa kita lihat adalah di Jakarta dengan Bantar Gebang (Bekasi). Dan ini juga menjadi perhatian utama dari Pak Presiden Prabowo," katanya.
Ia mengatakan, Kepala Negara sudah meminta para pembantunya untuk segera menyelesaikan masalah sampah tersebut.
"Segera kita bereskan. Jadi ke depan, sampah-sampah yang sudah menggunung seperti itu, kita akan bakar, kita akan konversi menjadi listrik. Sehingga insyaAllah, ke depan, sudah tidak lagi gunungan-gunungan (sampah) itu," jelasnya.
Salah satu cara yang juga bisa dilakukan, kata pria asal Mojokerto, Jawa Timur itu, nantinya pemerintah menjadikan sampah-sampah tersebut sebagai barang yang kembali bisa dipakai dan bermanfaat untuk masyarakat.
"Misalnya, sampah plastik kan masih bisa kita konversi menjadi mainan, dan seterusnya, atau sampah-sampah lain yang bisa kita konversi menjadi bahan bakar lainnya, misalnya untuk kompor gas atau menjadi kompos," ujarnya.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto memang bicara soal pengelolaan sampah dalam Sidang Kabinet Paripurna terkait kinerja satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Ia menyebut, pengelolaan sampah menjadi hal yang mendesak. Apalagi, dia mendapat laporan bahwa sampah khusus di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) seperti Bantar Gebang sudah sangat menggunung.
"Kalau terjadi hujan deras dia bisa bisa membahayakan banyak kampung di sekitar situ,” kata Prabowo.
Untuk itu, kata Prabowo, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan membangun 34 pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) guna mengatasi masalah sampah tersebut.
“Kita akan segera mulai 34 (PLTSa) ini sudah saya kira pembiayaan sudah tingkat kontrak dibagi-bagi, tinggal dinilai teknologi yang terbaik yang mana karena ini sangat penting. Ada tempat-tempat sampah yang sampahnya sudah menggunung terutama untuk DKI, Bantar Gebang untuk Bandung, untuk Surabaya, dan untuk Bali,” ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menteri PU: Sampah Menggunung di Indonesia Jadi Perhatian Presiden
| Pewarta | : Moh Ramli |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |