TIMES JABAR, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat, total portofolio pembiayaan berkelanjutan tumbuh 8,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp310,5 triliun hingga kuartal III 2025.
Dari jumlah tersebut, komposisi portofolio hijau meningkat 12 persen secara tahunan menjadi Rp159 triliun, dan portofolio sosial naik 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp151 triliun.
“Dapat kami sampaikan bahwa Bank Mandiri secara konsisten menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui peningkatan pembiayaan berkelanjutan,” kata Direktur Risk Management Bank Mandiri Danis Subyantoro dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2025 di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Danis merinci bahwa kinerja pada portofolio hijau didorong oleh berbagai sektor, termasuk produk ekoefisien yang mencapai Rp13,2 triliun dengan pertumbuhan 40 persen yoy.
Kemudian, sektor energi terbarukan sebesar Rp13 triliun atau tumbuh 29 persen yoy, serta sektor transportasi bersih mencapai Rp9,7 triliun dengan pertumbuhan 35 persen yoy.
“Pertumbuhan portofolio hijau ini menjadikan Bank Mandiri sebagai green market leader di industri perbankan, dengan pangsa pasar lebih dari 35 persen di antara empat bank besar nasional di Indonesia,” kata Danis.
Ke depan, ujar Danis, Bank Mandiri akan terus memperluas layanan dan produk berbasis ESG (environmental, social and governance) termasuk sustainability link loan, green loan, corporate in transition financing, dan social loan.
Pembiayaan tersebut akan difokuskan pada sektor-sektor strategis, antara lain pengelolaan sumber daya alam hayati, penggunaan lahan berkelanjutan, energi terbarukan, dan produk ekoefisien.
Danis mengungkapkan, inisiatif keberlanjutan yang dijalankan perseroan telah diakui oleh lembaga internasional. Berdasarkan peringkat dari lembaga pemeringkat Sustainalytics, skor risiko ESG Bank Mandiri menunjukkan perbaikan dari 27,6 atau medium risk pada 2024 menjadi negligible risk dengan skor 9,5 pada September 2025.
“Peningkatan ini didorong oleh implementasi keberlanjutan kami yang mencakup integrasi ESG yang menyeluruh, tata kelola produk yang bertanggung jawab, privasi data dan keamanan siber yang kuat, program pengembangan SDM yang beragam, komitmen terhadap keuangan inklusif, serta tata kelola yang tangguh,” kata Danis.
Ia menegaskan bahwa perseroan akan terus konsisten untuk menjalankan pilar utama, tidak hanya sustainable banking melainkan juga sustainable operations dan sustainability beyond banking.
Pada pilar sustainable operations, perseroan konsisten untuk menurunkan emisi operasional melalui berbagai inisiatif karbon netral seperti optimalisasi green building, penggunaan kendaraan listrik dan hybrid, serta pemasangan solar panel.
Komitmen keberlanjutan juga tercermin dari budaya kerja yang inklusif, di mana saat ini sekitar 46 persen seluruh pegawai di level manager ke atas adalah pegawai perempuan. Selain itu, perseroan terus memperkuat data privacy dan cyber security demi melindungi keamanan nasabah dan perusahaan.
Pada pilar sustainability beyond banking, Danis mengatakan bahwa inklusi keuangan menjadi kunci. Melalui Livin Merchant, Bank memperluas akses layanan keuangan bagi UMKM. Hingga September 2025, 62 persen pengguna Livin Merchant berada di wilayah non-urban atau setara dengan 1,8 juta pengguna.
Di sisi lain, program CSR Bank Mandiri juga dirancang untuk menyasar masyarakat yang kurang terlayani, selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs).
“Dengan ketiga pilar ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memimpin dan memperkuat kinerja keberlanjutan sekaligus memperluas dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian nasional,” kata Danis. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bank Mandiri Pacu Pembiayaan Hijau ke Rp310 T hingga Q3
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |