TIMES JABAR, MAJALENGKA – Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kesulitan angkot untuk berangkat ke pasar tradisional Rajagaluh..
IRT di Majalengka tadinya menunggui angkutan umum yang biasa lewat. Namun, sudah menungu hingga hampir satu jam, tak ada satupun angkutan umum yang lewat.
IRT di wilayah Prapatan, Yeni (42) mengatakan setiap hari dirinya harus ke Pasar Rajagaluh untuk berjualan.
"Namun sudah hampir satu jam tak ada angkot atau angkutan umum yang lewat. Jadinya terpaksa ngojeg. Itu ongkosnya juga sudah naik," ungkapnya, Senin, (5/9/2022).
Sementara itu, salah seorang sopir angkutan umum jurusan Prapatan Sumberjaya-Rajagaluh, Trisna mengatakan pihaknya bersama para sopir angkutan umum telah sepakat untuk menggelar aksi mogok massal, alias tidak narik.
"Aksi mogok ini merupakan respons kesepakatan teman-teman sopir. Harga BBM naik, tentu ongkosnya pun harus naik," ungkapnya.
Trisna menambahkan, naiknya harga BBM membuat sopir angkot menggelar aksi solidaritas mogok massal untuk menuntut kenaikkan tarif atau ongkos.
"Harus disesuaikan dengan naiknya harga BBM. Dulu, tarif penumpang jurusan Prapatan-Rajagaluh sebesar Rp5 ribu. Nanti harus naik menjadi Rp8 ribu untuk jalur Prapatan-Rajagaluh," ujar sopir angkot jurusan Prapatan-Rajagaluh Majalengka. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Angkot Mogok Imbas Naiknya Harga BBM, Ibu Rumah Tangga di Majalengka Sulit ke Pasar
| Pewarta | : Herik Diana (MG-406) |
| Editor | : Faizal R Arief |