https://jabar.times.co.id/
Opini

Guru Selalu Menjadi Teladan

Rabu, 29 Oktober 2025 - 18:57
Guru Selalu Menjadi Teladan Umi Haniah, S.Pd., M.Pd , Guru SDN Sudimara 5 Ciledug, Kota Tangerang.

TIMES JABAR, TANGERANG – Di era digital seperti sekarang, ruang kelas tak lagi berbatas pada empat dinding sekolah. Anak-anak datang ke kelas dengan membawa dunia di genggaman melalui ponsel, gawai, dan layar kecil yang lebih sering mereka tatap dibanding wajah guru mereka. 

Dunia serba cepat ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru bagi dunia pendidikan, terutama bagi kami, para guru di sekolah dasar.

Saya sering berpikir, apakah anak-anak kita masih benar-benar “hadir” di kelas? Secara fisik, iya. Tapi pikirannya kadang sudah berkelana ke dunia maya, tempat video pendek lebih menarik daripada penjelasan panjang. 

Di situ, saya belajar bahwa menjadi guru di zaman ini bukan sekadar soal mengajar mata pelajaran, tapi juga soal menyentuh hati dan menuntun arah pandang mereka.

Kehadiran teknologi tidak bisa kita tolak. Bahkan, di SDN Sudimara 5 tempat saya mengajar, anak-anak sudah terbiasa berbicara tentang YouTuber, game online, dan influencer idola mereka. Dunia digital telah menjadi bagian dari keseharian, bahkan identitas mereka.

Sebagai guru, saya sempat merasa kewalahan. Anak-anak lebih cepat memahami fitur di ponsel ketimbang penjelasan saya tentang pecahan atau nilai moral. Namun di titik itu saya tersadar, teknologi bukan musuh, melainkan alat yang perlu dijinakkan.

Saya mulai mencoba memanfaatkan media digital dalam pembelajaran. Misalnya, saat belajar tentang lingkungan, anak-anak saya ajak membuat video pendek bertema “Menjaga Sekolahku Tetap Bersih”. 

Mereka belajar menulis naskah, berbicara di depan kamera, dan bekerja sama dalam tim. Di situ saya melihat wajah-wajah antusias mereka tidak sekadar belajar, tapi juga berkreasi.

Di balik semua itu, ada tantangan yang lebih besar, bagaimana guru tetap menjadi teladan di tengah dunia yang terlalu sibuk dan bising ini.

Anak-anak kini tumbuh dalam budaya instan ingin cepat, ingin viral, ingin diakui. Maka, peran guru menjadi semakin penting, bukan hanya sebagai penyampai pengetahuan, tapi sebagai penjaga nilai dan arah moral.

Guru hari ini bukan lagi sekadar “pengajar pelajaran”, tapi “penunjuk jalan kehidupan”. Saya belajar, keteladanan tidak perlu ditunjukkan dengan hal besar. Ia hadir dalam kesabaran menghadapi siswa yang sulit fokus. 

Dalam cara kita menepati janji kecil. Dalam bagaimana kita menegur dengan lembut, bukan dengan marah. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar.

Menemukan Makna Guru di Tengah Perubahan

Menjadi guru di era digital berarti siap berubah bukan hanya dalam metode mengajar, tapi juga dalam cara berpikir. Guru tidak boleh kalah cepat dari zaman, tapi juga tidak boleh kehilangan arah karena derasnya arus teknologi. Kita perlu tetap berpijak pada nilai kemanusiaan.

Saya percaya, teknologi boleh menggantikan buku, papan tulis, bahkan suara kita di kelas tetapi tidak akan pernah bisa menggantikan kehangatan, ketulusan, dan kasih seorang guru.

Ketika anak-anak lelah dengan dunia digital yang serba gemerlap, mereka akan tetap mencari sosok yang menenangkan dan di situlah guru sejati dibutuhkan.

Di tengah gempuran dunia digital, tugas guru adalah menjaga agar anak-anak tidak kehilangan arah. Kita bukan hanya pendidik, tetapi penjaga cahaya kecil dalam diri mereka agar tak padam. 

Di balik layar-layar yang sibuk, anak-anak tetap butuh sosok nyata yang hadir, mendengar, dan membimbing mereka dengan hati.

Mungkin dunia kini serba digital, tapi pendidikan sejati tetaplah personal dari hati guru kepada hati murid. Dari ruang kelas sederhana di Sudimara, saya belajar satu hal: Teknologi bisa membuat anak-anak pintar, tapi hanya keteladanan guru yang bisa membuat mereka bijak.

***

*) Oleh : Umi Haniah, S.Pd., M.Pd , Guru SDN Sudimara 5 Ciledug, Kota Tangerang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia  untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.