TIMES JABAR, BANJAR – Sekelompok anak punk dan pengamen yang biasa mangkal di lampu merah Parungsari Kota Banjar terlibat baku hantam, Jumat (2/12/2022). Mereka dilerai oleh warga dan dua anggota Polisi PJR yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Warga sekitar yang merasa risih dengan insiden tersebut langsung mengusir kelompok yang mengundang keributan tersebut sehingga cukup meresahkan.

Kepala Bidang Tibum Tranmas Satpol PP Kota Banjar, Nasrudin Karim saat dikonfirmasi mengaku pihaknya mendapat laporan dari warga setempat. 

Setelahnya, beberapa anggotanya kemudian menuju TKP tapi beberapa anak punk dan pengamen yang terlibat keributan sudah melarikan diri.

"Ketika kita ke TKP, mereka sudah kabur. Karena sebelumnya dilerai oleh pihak kepolisian. Menurut informasi di lapangan, mereka berkelahi karena sebelumnya terlibat cek cok," bebernya.

Nasrudin menegaskan pihaknya akan intensif menyisir beberapa lokasi yang biasa digunakan mangkal oleh anak-anak punk dan pengamen.

"Kita akan intensifkan lagi patroli," ucapnya.

Keributan tersebut menuai sorotan dari Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Kota Banjar Budi Nugraha yang meminta Satpol PP Kota Banjar kembali intens melakukan patroli dan penertiban gepeng termasuk anak-anak punk yang diduga meresahkan warga.

"Kita minta Satpol PP kembali menertibkan para gepeng dan anak-anak punk. Apalagi jika keberadaan mereka sudah mengganggu atau meresahkan ketertiban umum, hingga membuat keributan," cetusnya.

Budi menyebutkan bahwa sesuai dengan Perda kota Banjar nomor 6 tahun 2020 tentang ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat, Satpol PP sebagai leading sektor bertanggung jawab untuk penegakan Perda.

"Ketika kita mengacu pada perda tersebut sudah jelas bahwa perlindungan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat diatur pada perda kota Banjar,  jangan sampai perda yang sudah dibikin tidak dijalankan sebagaimana mestinya," tegas Budi di akhir wawancara. (Susi/TIMES Indonesia Priangan Timur)