TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Sejumlah program yang mulai digulirkan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dinilai sudah sangat relevan dan terstruktur dalam upaya mewujudkan cita-cita besar Indonesia Emas 2045.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Siliwangi (YUS) Letjen TNI (Purn) Endang Suwarya saat acara diskusi panel bertajuk Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar di Auditorium Gedung Mashudi mengatakan keberhasilan implementasi program-program tersebut sangat bergantung pada kekompakan dan semangat persatuan bangsa.
“Program pemerintahan Pak Prabowo ini sudah bagus. Kuncinya adalah tinggal sama-sama mengawal, merawat dan mengembangkan setiap program yang digulirkan dengan semangat persatuan dan kesatuan,” ujar Endang Suwarya di Auditorium Gedung Mashudi, Selasa (10/6/2025).
Diskusi ini menjadi forum intelektual penting yang melibatkan puluhan akademisi, budayawan, tokoh masyarakat, dan unsur birokrasi dari wilayah Priangan Timur (Priatim).
Kegiatan tersebut juga menyoroti peran perguruan tinggi dalam mengawal pembangunan nasional berbasis kajian ilmiah dan integrasi sosial-budaya.
Endang Suwarya menekankan pentingnya mengesampingkan ego sektoral maupun ego politis yang justru bisa menjadi kontraproduktif. Ia menegaskan bahwa dalam sistem demokrasi, perbedaan sikap politik adalah hal wajar dan dijamin konstitusi.
Namun, fokus utama seluruh elemen bangsa harus tetap satu: mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045.
“Siapapun pemimpinnya dan dari partai manapun pemimpin itu berasal, sasaran untuk mewujudkan Indonesia Emas harus jadi tujuan utama. Kita tidak boleh terjebak dalam tarik menarik kepentingan jangka pendek,” tegas mantan Wakil Kepala Staf TNI AD tersebut.
Menurutnya, program-program unggulan seperti makan bergizi gratis, swasembada pangan dan energi, serta industrialisasi dan hilirisasi sudah menunjukkan arah yang benar.
Namun, karena belum sempurna, dibutuhkan kajian dan evaluasi secara menyeluruh dan berkelanjutan agar program tersebut berjalan pada jalur roadmap yang tepat menuju Indonesia Emas.
Dalam kesempatan itu, enam tim kajian dari Universitas Perjuangan (Unper) yang berada di bawah naungan YUS turut mempresentasikan hasil kajian strategis yang mereka susun. Topik yang dikaji meliputi:
1. Swasembada Pangan dan Energi – Dr. Andri Kusmayadi
2. Hilirisasi dan Industrialisasi – Dr. Askolani
3. Program Makan Bergizi Gratis – Dr. Richa Mardianingrum
4. Danantara (Kedaulatan Maritim dan Agraria) – Dr. H. Ari Arisman
5. Lingkungan Hidup – Dr. Novi Asniar
6. Sunda Wiwitan dan Budaya Lokal – Dr. H. Agus Ahmad Wakih
Presentasi hasil kajian tersebut mendapat sambutan hangat dari peserta diskusi. Interaksi antara para panelis dan audiens pun berjalan dinamis, dipandu oleh Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unper, Lystiana Nurhayat Hakim, M.Pd.
Endang Suwarya menuturkan bahwa seluruh hasil kajian tersebut akan disampaikan ke pemerintah pusat melalui Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi.
Harapannya, masukan dari akademisi ini bisa berkontribusi dalam menyempurnakan dan menyesuaikan implementasi program-program nasional dengan karakter dan kultur daerah, khususnya di Jawa Barat.
“Kami berharap kajian dan rekomendasi dari kami bisa berkontribusi memberi manfaat guna membantu merealisasikan program Indonesia Emas 2045. Nantinya disesuaikan dengan kultur daerah yang ada di wilayah Jabar dulu lah,” ujar mantan Pangdam Iskandar Muda tersebut.
Sementara itu Rektor Universitas Perjuangan, Dr. H.D. Yadi Heryadi, Ir, M.Sc, mengapresiasi inisiatif Ketua Dewan Pembina YUS. Menurutnya, diskusi panel ini memberi ruang bagi para dosen dari berbagai disiplin ilmu untuk mengaktualisasikan keilmuannya dalam memberi masukan terhadap arah kebijakan negara.
“Dengan dibedah bersama akademisi dari perguruan tinggi lain, kita berharap akan muncul rekomendasi yang komprehensif terkait program-program strategis nasional yang tengah digulirkan pemerintah,” ungkap Yadi, yang merupakan alumni dari Ghent University, Belgia.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan membahas teknis penyampaian rekomendasi ke pemerintah pusat. Namun, pihaknya cenderung mengikuti arahan Ketua Dewan Pembina yang lebih menginginkan agar rekomendasi disampaikan lebih dulu ke Gubernur Jabar.
“Nanti teknis penyampaian seperti apa akan dibicarakan dengan tim. Tetapi Pak Ketua Dewan Pembina cenderung ingin terlebih dulu menyampaikan rekomendasi kajian ke Kang Dedi Mulyadi dulu, supaya bisa diterapkan dengan menyesuaikannya dengan kultur daerah yang ada di Jabar,” pungkas Yadi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Unper Tasikmalaya Gelar Diskusi Panel Dorong Program Pemerintahan Prabowo
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Deasy Mayasari |