TIMES JABAR, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo resmi menyatakan pengunduran diri dari jabatannya. Keputusan itu ia sampaikan melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Selasa (10/9/2025) malam.
Dalam pernyataannya, Rahayu menyampaikan permintaan maaf atas ucapan yang sempat menimbulkan kontroversi di publik. Ia menegaskan mundur dari parlemen sebagai bentuk tanggung jawab pribadi.
“Saya, Rahayu Saraswati, dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai anggota DPR RI. Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia, terutama kepada anak muda, atas pernyataan saya di masa lalu yang menyinggung banyak pihak,” ujar Rahayu.
Meski demikian, ia berharap tetap dapat menuntaskan satu agenda terakhir yang menjadi tanggung jawabnya di Komisi VII DPR.
“Saya ingin tetap diberi kesempatan untuk menyelesaikan RUU Kepariwisataan yang sedang dibahas. RUU ini sangat penting untuk kemajuan sektor pariwisata nasional,” ujarnya.
Profil Rahayu Saraswati
Rahayu Saraswati adalah putri dari tokoh bisnis Hashim Djojohadikusumo dan keponakan Presiden Prabowo Subianto. Perempuan kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986 itu, dikenal memiliki latar belakang pendidikan internasional serta kiprah di dunia hiburan sebelum terjun ke politik.
Tamat dari SMP, ia meniti pendidikan SMA di College du Leman Swiss dari 1999 hingga 2003. Rahayu melanjutkan studi di University of Virginia, Amerika Serikat namun hanya bisa bertahan 2,5 tahun atau hingga 2005.
Dia lalu pindah ke London dan setahun ikut kursus seni peran di The International School of Screen Acting pada 2006-2007 setelah sebelumnya ikut kursus di New York Film Academy di Universal Studios, Los Angeles, Amerika Serikat.
Rahayu pernah berperan di film “Merah Putih” tahun 2009. Film tersebut dibiayai oleh ayahnya sendiri, Hashim Djojohadikusumo. Kendati demikian, ia harus tetap menjalani casting dan screen test untuk para pemeran.
Ia aktif di berbagai kegiatan sosial dan advokasi, khususnya terkait isu perempuan, anak, dan pemberantasan perdagangan manusia. Dari jalur itulah ia mulai menapaki karier politiknya di Partai Gerindra.
Rahayu tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Umum Tidar (Tunas Indonesia Raya) organisasi sayap kepemudaan Gerindra. Ia juga pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dari posisi-posisi tersebut, namanya dikenal luas di kalangan internal partai sebagai kader perempuan muda dengan rekam jejak aktif di organisasi.
Pada Pemilu 2024, ia berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jakarta III dan kemudian menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi energi, riset, dan lingkungan hidup.
Langkah pengunduran diri Rahayu tak lepas dari viralnya potongan video wawancara dalam sebuah podcast pada 2024. Dalam tayangan itu, ia menyampaikan pandangan bahwa anak muda tidak seharusnya bergantung pada pemerintah, melainkan menciptakan lapangan kerja sendiri. Pernyataan tersebut menuai kritik luas karena dianggap meremehkan persoalan lapangan kerja di Indonesia.
Menanggapi kritik itu, Rahayu menegaskan tidak bermaksud merendahkan anak muda, namun ia menyadari pernyataannya keliru.
Keputusan mundurnya Rahayu Saraswati mendapat sorotan luas. Sebagian pihak menilai langkahnya sebagai bentuk tanggung jawab moral, sementara sebagian lain menilai hal itu menjadi refleksi penting bagi pejabat publik dalam menjaga ucapan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
Pewarta | : Rafyq Panjaitan |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |