TIMES JABAR, PANGANDARAN – United Nations Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa Pangandaran harus menyiapkan mitigasi bencana. Kabupaten Pangandaran disebut rawan diterjang bencana alam tsunami, seperti yang terjadi pada tahun 2006 lalu.
Head Of Iotic UNESCO Ardito menyoroti mitigasi bencana alam dan jalur evakuasi, sebagai antisipasi terjadinya bencana tsunami.
"Kondisi pantai Pangandaran ini sangat rawan terjadi bencana tsunami," kata Ardito, Selasa (20/9/2022).
Bupati Pangandaran dan Wakil Bupati Pangandaran berfoto bersama pada acara kegiatan verifikasi lapangan tsunami ready. (FOTO: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Maka mitigasi bencana dan jalur evakuasi harus sudah siap, untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan bencana terhadap masyarakat.
Pihaknya juga telah melakukan verifikasi lapangan tsunami ready di Pangandaran pada Minggu (18/9/2022) kemarin.
Ardito juga menyoroti kesiapan tim Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) atau lifeguard di Pantai Pangandaran.
"Kalo pengetahuan soal bencana semuanya sudah baik, namun ada beberapa hal masih harus diperhatikan," jelasnya.
Ardito menginginkan semua stakeholder yang bergerak dalam bidang mitigasi bencana, mengetahui tahapan evakuasi dini saat terjadi bencana tsunami.
"Karena proses evakuasi yang paling penting adalah keselamatan," tuturnya.
Menurut Ardito, evakuasi dilakukan bukan pasca terjadi bencana tsunami. Namun sesaat sebelum kejadian berlangsung dengan mitigasi dan edukasi bencana penyelamatan diri.
Selain itu, saat kejadian berlangsung memastikan semuanya dalam kondisi selamat. "Setelah semua terlewati, terakhir baru pemulihan pasca kejadian bencana alam," terangnya.
Untuk fasilitas informasi bencana, dan pantauan command center, Ardito menilai sudah lengkap.
"Tetapi ada jalur evakuasi dan peta rawan bencana yang masih harus ditambah," tuturnya
Saat ini Ardito menilai, papan informasi dan edukasi soal mitigasi bencana alam di Kabupaten Pangandaran masih belum lengkap.
"Termasuk jalur evakuasi ke tempat aman saat kejadian bencana alam berlangsung," terangnya.
Dirinya sangat mengapresiasi kepada Pangandaran yang mempunyai tim relawan yang siap membantu saat bencana alam tsunami terjadi.
Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Pangandaran, Sutan Abdul Abdul Rosyid mengatakan, jalur evakuasi paling dekat di pantai Pangandaran saat terjadi bencana tsunami ada 2 lokasi.
"Pertama kawasan Taman Wisata Cagar alam di Goa lanang tempat dan Cikamal, aman dengan kondisi ketinggian lokasi dari permukaan laut, cuman infrasturktur, rambu-rambu dan bencana evakuasi belum ada dan peringatan siaga tsunami belum dipasang," bebernya.
Ia mengatakan evaluasi dari Unesco terkait tempat evakuasi, jalur evakuasi, peta evakuasi, info tentang tsunami dan rambu evakuasi akan segera ditindaklanjuti.
Secara umum untuk jalur evakuasi warga Pantai Pangandaran bisa menuju Purbahayu, jaraknya sejauh 12 Kilometer, melalui jalan raya Pangandaran.
Selain lokasi evakuasi, kesiapan hotel di Pangandaran yang siap jadi selter saat bencana sudah ada.
"Kalo hotel-hotel besar di Pangandaran sudah sebagian siap menghadapi bencana tsunami menjadi tempat evakuasi sementara apabila ada orang yang sempat belum terselamatkan," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Syamsul Ma'arif |
Editor | : Deasy Mayasari |