TIMES JABAR, AUSTRALIA – Universitas Flinders adalah salah satu perguruan tinggi Australia yang masih mempertahankan Studi Indonesia dan Pelajaran Bahasa Indonesia agar tetap eksis di kampusnya. Bahkan, di universitas ini terdapat Pendopo Indonesia yang dapat berfungsi sebagai tempat latihan musik tradisional Indonesia.
Setiap akhir semester, Pendopo Indonesia juga digunakan sebagai lokasi konser untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia kepada civitas akademika Flinders. Selain itu, Flinders juga memiliki perpustakaan digital yang berisi dokumen-dokumen sejarah Indonesia yang dapat diakses oleh masyarakat.
Hal ini dijelaskan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib dalam kunjungan kerja ke Australia Selatan yang sekaligus menyambangi Universitas Flinders, Rabu (9/3/2022) pekan lalu.
Bersama Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud), Ghofar Ismail, rombongan ditemui Vice President and Executive Dean College of Humanities, Arts and Social Sciences, Peter Monteath beserta jajaran Kantor Internasional Universitas Flinders.
Oleh karena itu, Atdikbud Najib menyampaikan, KBRI Canberra menilai kiprah dan potensi Universitas Flinders selama ini sangat penting untuk diperkuat. "Supaya bisa membangkitkan kembali gairah studi Indonesia dan bahasa Indonesia di Australia," ucap Najib dalam kunjungan tersebut.

Merespons hal tersebut, Peter menyambut baik inisiatif Atdikbud Najib. Peter juga menyampaikan kebutuhan kampusnya terhadap Guru Bahasa Indonesia yang dapat memperkuat Program Studi Indonesia di Universitas Flinders.
"Guru tersebut nantinya tidak hanya mengajar bahasa, tapi juga budaya Indonesia, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi mahasiswa untuk mempelajari Indonesia dan bahasa Indonesia," jelas Peter.
Peter meyakini, kerja sama dengan Indonesia sangat penting untuk diperkuat. "Ini bukan sekadar soal rekrutmen mahasiswa, tapi bagaimana memberikan kontribusi yang lebih besar bagi hubungan kedua negara," ucapnya.
Peter pun berkomitmen akan terus mempertahankan kajian Indonesia di Flinders. "Indonesia sangat strategis bagi Australia. Kajian Indonesia membantu masyarakat Australia lebih memahami Indonesia, dan pada akhirnya, membantu Australia berpikir bagaimana dapat berkontribusi untuk memperkuat hubungan di antara kedua negara," tutur Peter.

Merespons hal tersebut, Atdikbud Najib menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan pendidikan bahasa Indonesia dan kajian tentang Indonesia di Australia.
Menurutnya, ada beberapa program yang sudah disiapkan untuk menguatkan pendidikan Bahasa Indonesia di Australia, salah satunya pengiriman guru bantu ke sekolah dan universitas. "Kami berkomitmen membantu sesuai kemampuan yang kami miliki," paparnya.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Bahan Bahasa untuk pengiriman guru bantu ke Flinders. Alhamdulillah sudah disetujui. Namun, karena Covid-19, maka pengiriman guru bantu kemungkinan baru bisa dilakukan pada semester dua. Namun begitu, saat ini para guru sudah bisa mulai mengajar mahasiswa Flinders secara daring dari Indonesia," urai Najib.
Selain pengiriman guru bantu, lanjut Najib, beberapa program kerja sama bisa dikembangkan Flinders dengan beberapa universitas di Indonesia yang memiliki program pendidikan bahasa. "Kerja sama bisa dalam bentuk pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dan program-program lain yang bermanfaat bagi kedua pihak," tambah Najib.

Sementara itu, Koordinator Fungsi Pensosbud di Canberra, Ghofar Ismail, menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia juga memiliki beasiswa bagi Mahasiswa Australia yang ingin belajar tentang Indonesia di kampus-kampus di tanah air, yaitu Beasiswa Darmasiswa.
"Program ini dapat dimanfaatkan Mahasiswa Flinders. Misalnya, belajar Bahasa Indonesia dan kesenian tradisional, seperti tari, musik dan kriya selama satu tahun di Indonesia," terang Ghofar.
Pemerintah Indonesia, lanjut Ghofar, juga memiliki Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Berbeda dengan Darmasiswa yang memiliki periode belajar satu tahun, BSBI hanya berlangsung selama tiga bulan.
"BSBI sendiri ditujukan untuk menciptakan duta budaya, Sahabat Indonesia atau Friends of Indonesia, dan agen-agen perdamaian dunia. Lewat BSBI, Mahasiswa Australia bisa belajar tari dan musik tradisional, kearifan lokal yang kaya, serta Bahasa Indonesia," tutup Ghofar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perkuat Studi Bahasa Indonesia di Australia, KBRI Canberra Siapkan Guru Bantu
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ronny Wicaksono |