TIMES JABAR, MAJALENGKA – Desa Nunuk Baru yang terletak di Kecamatan Maja memiliki beragam potensi dengan keunikan tersendiri di antara desa yang ada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Konon, desa yang termasuk bagian dari wilayah Kecamatan Maja ini juga termasuk desa buhun (tertua), karena sudah ada sebelum berdirinya Kabupaten Majalengka.
Letak Desa Nunuk Baru ini berada di sebelah barat ibu kota Kecamatan Maja dengan jarak 15 kilometer, atau 8 kilometer selatan dari jantung kota Majalengka.
Secara geografis, luas wilayah yang dimilikinya 2.100 hektar berada pada ketinggian 450 - 560 meter di atas permukaan laut (DPL), sehingga suhu iklim udaranya cukup panas.
Kemudian berada di hulu daerah aliran sungai Cimanuk dengan dataran dan perbukitan. Sedangkan karakter batuannya berupa tanah berpasir dan tanah liat, serta tata guna lahannya dominasi oleh perkebunan atau ladang perbukitan.
Asal Mula Nama Desa Nunuk Baru
Menurut tokoh desa setempat, Abah Anta, dikutip dari laman infomjlk.id, bahwa pengambilan nama Desa Nunuk sendiri berasal dari kata “Camuuk” yang berarti diam.
Sejak tahun 1471 Nunuk merupakan sebuah desa yang besar yang terdiri dari 9 kampung yaitu : Nunuk, Babakan, Cirelek, Kadut, Citayeum, Cinangka, Cikawoan, Lengkong dan Sanding.
Menurut catatan, sejak awal desa ini berdiri sampai tahun 1951, sudah pernah dijabat oleh 20 orang kepala desa. Namun masa jabatan kepala desa pada waktu itu variatif, bahkan ada yang seumur hidupnya menjadi Kepala Desa, yakni Kuwu Tineung Ringgeung.
Desa Nunuk Baru memiliki kekayaan tradisi, adat dan seni budaya leluhur yang masih dipertahankan oleh masyarakatnya dengan didukung oleh kebijakan pemerintah desa setempat yang berkomitmen menjaga dan melestarikan sebagai warisan budaya bagi generasi penerus.
Aset Tradisi Budaya dan Ekraf Desa Nunuk Baru
Desa Nunuk Baru memiliki banyak aset kebudayaan dan tradisi yang menjadi kearifan lokal serta masih dilestarikan hingga sekarang.
Di antaranya yaitu tenun gadod, boeh larang kapas dan produk pertanian seperti di antaranya gula aren dan jagung pipil yang sekarang menyuplai sebagian besar wilayah Majalengka untuk dijadikan olahan baru.
Semuanya itu menjadi salah satu giat ekonomi kreatif (ekraf) yang menjadi andalan desa dan juga ada wisata adat dan budaya seperti silat buhun.
Tenun gadod merupakan salah satu kerajinan tangan yang masih dilestarikan sampai sekarang. Tenun gadod ini adalah salah satu cikal bakal kain yang sekarang dipakai saat ini.
Hanya saja proses cara pembuatannya dilakukan secara tradisional dan menjadi salah satu budaya turun temurun yang hampir punah. Namun, saat ini keberadaannya masih dipertahankan dan menjadi salah satu produk ikon Majalengka.
Hari Jadi Desa Nunuk Baru Diwarnai Gelar Budaya
Setiap momen peringatan hari jadinya, Desa Nunuk Baru ini mengadakan gelar budaya. Beragam potensi yang ada mulai dari hasil bumi, seni budaya hingga produk kearifan lokal yang dimiliki semuanya ditampilkan dalam acara tersebut.
Banyaknya warga yang hadir dan berpartisipasi dalam acara adat itu menandakan bahwa besarnya dukungan agar kebudayaan di Desa Nunuk Baru dapat terus dilestarikan.
Dalam gelar budaya itu diisi dengan berbagai kegiatan tradisi seperti acara guar bumi sebagai rasa syukur masyarakat setempat saat menyambut masa tanam.
Kemudian, penyiraman benda pusaka yakni membersihkan benda-benda metalurgi peninggalan zaman kerajaan agar tetap terawat, serta menampilkan seni tradisional lainnya berikut produk lokal yang dimiliki Desa Nunuk Baru seperti di antaranya silat buhun, tradisi nutu lisung dan tenun gadod.
Untuk diketahui, Desa Nunuk Baru merupakan desa di Kabupaten Majalengka yang telah berhasil masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (*)
Pewarta | : Hendri Firmansyah |
Editor | : Ronny Wicaksono |