TIMES JABAR, BANDUNG BARAT – Seluruh bakal pasangan calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang akan berkontestasi di Pemilihan Kepala Daerah serentak 2024 (Pilkada 2024) telah menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung pada Sabtu, 31 Agustus 2024. 

Adapun deretan pasangan calon (Paslon) di Bandung Barat diantaranya pasangan Hengky Kurniawan - Ade Sudrajat (HADE), Edi Rusyandi - Unjang Asari (EDUN), Sundaya - Aa Maulana (BERDAYA), Dikdik - Gilang Dirga (DILAN) dan Jeje Richie Ismail atau Jeje Govinda - Asep Ismail. 

Salah satu calon wakil bupati Bandung Barat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Unjang Asari mengatakan bahwa seluruh Paslon di Bandung Barat hadir secara lengkap saat tes kesehatan. Bahkan dilakukan tes secara bersama-sama. 

"Alhamdulillah, kami dari pasangan EDUN, bisa menyelesaikan semua tahapan di tes kesehatan dan siap menjalani tes berikutnya," ujar Unjang Asari kepada wartawan usai menjalani tes kesehatan di RSHS Bandung. 

Terkait kesiapan Pilkada Bandung Barat, Unjang menjelaskan, pasangan EDUN akan mempersiapkan kampanye setelah penetapan nomor urut dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) KBB.  

"Persiapan kampanye setelah nomor urut keluar. Intinya, Kami berharap di Pilkada ini masyarakat harus bisa benar-benar jeli memilih pemimpin yang punya keberpihakan dan mementingkan kebutuhan masyarakatnya," ucapnya. 

Melawan kandidat artis  

Menurut Unjang, ramainya partai politik (Parpol) dan kandidat menggandeng artis di Pilkada Bandung Barat 2024 dinilai bukan suatu tantangan. Pasalnya, Pilkada terbuka bagi siapapun yang berwarga negara Indonesia. 

"Mau artis atau siapapun bukan tantangan bagi pasangan EDUN, Pilkada ini bebas siapapun bisa mencalonkan karena semua Paslon memiliki cita-cita dan visi misi yang baik," tuturnya. 

Selain itu, kata Unjang, dirinya bersama Edi Rusyandi yang merupakan Dwitunggal aktivis dan santri akan konsisten dan komitmen memperjuangkan masyarakat Bandung Barat kembali ke khittah-nya.

"Apa khittah-nya itu, salah satunya adalah percepatan pelayanan jadi poin penting agar dapat memakmurkan Bandung Barat dari semua segmen," katanya. 

Terkait kemakmuran, Unjang menyampaikan, bahwa kemiskinan di Bandung Barat saat ini berada pada di atas rata-rata di Jabar. Hal tersebut diakibatkan tidak adanya pelatihan dan ruang-ruang usaha kecil untuk masyarakat. 

"Kita sangat miris melihat kemarin angka kemiskinan di KBB masih di atas rata-rata di Jabar, artinya harus ada pelatihan dan ruang bagi usaha kecil agar SDM meningkat dan masyarakat yang memiliki skill juga akan berkembang. Jangan sampai pengangguran di KBB semakin tinggi," ucapnya. (*)