https://jabar.times.co.id/
Berita

Gus Nasrul: Kitab Ta’limul Muta’allim Harus Dirombak Sesuai Zaman

Rabu, 28 Mei 2025 - 16:10
Gus Nasrul: Kitab Ta’limul Muta’allim Harus Dirombak Sesuai Zaman Ketua PP PERGUNU, Gus Nasrullah Afandi saat berbicara isi kitab Ta'limul Muta'allim beberapa waktu lalu. (FOTO: Gus Nasrul for TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP PERGUNU), DR KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA—akrab disapa Gus Nasrul—menyampaikan gagasan penting dalam acara khataman dan wisuda santri Pondok Pesantren Al-Husna, asuhan KH Rifai, di Desa Bakalan, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, pada Senin (26/5/2025).

Dalam pidatonya, Gus Nasrul menegaskan perlunya pendekatan baru dalam memahami dan menerapkan Kitab Ta’limul Muta’allim karya Imam al-Jarnujy. Kitab klasik ini telah menjadi bacaan wajib di hampir seluruh pesantren di Indonesia bahkan luar negeri, namun menurutnya perlu direvitalisasi agar lebih relevan di era modern.

“Kalau generasi Muslim hanya fokus ngurusi fikih ibadah, apalagi hanya sibuk bahas pro-kontra hal-hal lama, seperti salat Subuh qunut, ziarah kubur bid’ah dan sejenisnya, maka generasi Muslim akan tertinggal,” ujar Gus Nasrul, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Pusat.

Ia menekankan bahwa pesan dari Kitab Ta’limul Muta’allim soal Ibqou al-Islam—yakni menjaga kontinuitas Islam—tidak hanya dapat diwujudkan lewat penguasaan ilmu agama, tetapi juga perlu diimplementasikan melalui penguasaan ilmu-ilmu modern.

“Saya hafal bagian awal kitab itu. Di sana dijelaskan bahwa niat mencari ilmu adalah untuk menjaga keberlangsungan agama. Maka, santri zaman sekarang tidak cukup hanya belajar mengaji fikih ibadah. Harus ada yang ambil jurusan teknik, ekonomi, fisika, dan lainnya,” terang Gus Nasrul, yang juga menjabat Mudir Perguruan Tinggi Ma’had Aly Balekambang Jepara.

Ia mengutip Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa ilmu terbagi menjadi dua: pertama, fardu ‘ain seperti fikih salat dan puasa; kedua, fardu kifayah seperti kedokteran, arsitektur, hingga teknik perbengkelan. Keduanya wajib dipelajari untuk kelangsungan hidup umat Islam dalam aspek spiritual maupun sosial.

Gus Nasrul juga menyinggung keteladanan ulama besar Mesir, Syeikh Yusuf Qardhawi, yang wafat pada 2022 di Qatar. “Dari tujuh anaknya, hanya satu yang kuliah studi Islam. Sisanya doktor bidang fisika nuklir, kimia, dan lainnya di negara Barat. Itu strategi dakwah berbasis peran ilmu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, “Ketika ditanya kenapa anak-anaknya tidak semua belajar agama, Syeikh Yusuf menjawab: ‘Kalau tidak dibagi tugas, generasi cerdas ini tidak akan bisa ikut serta membangun SDM Islam sesuai kemajuan zaman.’”

Menurut Gus Nasrul, pembagian peran antar generasi Muslim sangat penting. Orang tua dan wali santri, menurutnya, harus menanamkan dasar fikih ibadah terlebih dahulu. Setelah itu, anak-anak diarahkan pada berbagai disiplin ilmu agar kelak bisa saling melengkapi.

“Generasi Muslim harus saling melengkapi. Ada yang ahli agama, ada juga yang ahli teknik, ekonomi, dan lainnya. Dengan begitu, umat Islam bisa bersinergi membangun bangsa dan negara,” tegasnya.

Usai dari Kabupaten Batang, Gus Nasrul melanjutkan kegiatan di Majlis Kopi an-Nahdloh Balekambang Cabang Batang-Pekalongan, yang diasuhnya di Desa Karanganyar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Dalam majelis tersebut, ia memaparkan mutiara hikmah dari Imam Ibnu Athoillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam poin ke-53 yang berbunyi:

“La tashab man la yanhadhuka haluhu, wa la yadulluka ‘alallahi maqoluhu.”
(Jangan berteman dengan orang yang sikapnya tidak membangkitkan prestasimu, dan ucapannya tidak menunjukkan pada arah kebaikan.)

Menurut Gus Nasrul, prinsip tersebut juga senafas dengan ajaran dalam Kitab Ta’limul Muta’allim tentang pentingnya memilih sahabat dalam menuntut ilmu. Bahkan, lanjutnya, opini Imam Ibnu Athoillah ini bisa diterapkan secara luas, tak hanya dalam belajar, tetapi juga dalam kehidupan sosial.

“Ini adalah pesan moral penting bagi generasi muda Islam, agar dalam setiap langkahnya, mereka berada dalam lingkungan yang mendukung kemajuan dan nilai-nilai positif,” pungkas Gus Nasrul yang juga alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. (*) 

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.