TIMES JABAR, CIREBON – Keraton Kacirebonan menggelar tradisi halalbihalal setelah Idul Fitri 1442 H, selain sebagai ajang untuk silaturahmi juga mengajarkan norma kerendahan hati dan nilai tata krama.
Tradisi halalbihalal menjadi salah satu kegiatan yang biasa dilakukan selepas perayaan Idul Fitri dan syawalan. Salah satunya di keraton kacirebonan. Tradisi ini secara turun temurun tetap dipertahankan.
P.Raja Abdulgani Natadiningrat, Sultan Kacirebonan IX mengatakan dengan tujuan bersilaturahmi antara kerabat keraton wargi dalem dan juga masyarakat dengan keluarga Sultan. Selain itu, Keraton Kacirebonan juga mengundang dari keraton lain seperti keraton kasepuhan, Keraton Kanoman, dan tokoh lainnya.
Namun, kata dia di masa pandemi seperti ini tradisi halalbihalal sedikit berbeda. Setelah berdoa bersama, dilanjutkan dengan tradisi pisowanan. "Tradisi pisowanan (salaman) tetapi tidak bersalaman langsung, hanya salam dengan tetap menjaga jarak," ujarnya, Minggu (23/5/2021).
Selain itu, dalam menjunjung tinggi adat dan tradisi alat musik gamelan dimainkan dengan irama pujian. Sultan Kacirebonan sembilan, Pangeran Raja Abdulgani menuturkan pisowanan ini memiliki makna yang baik.
"Makna pisowanan yakni seperti kerendahan hati, dan menjunjung tata Krama dan norma yang baik,"jelasnya.
Menurutnya, biasanya dalam tradisi tersebut juga dilanjutkan dengan melakukan ziarah ke makam Aulia atau Wali. Seperti ke makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati.(*)
Pewarta | : Dede Sofiyah |
Editor | : Irfan Anshori |