TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Sepekan terakhir, harga cabai di beberapa pasar Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan cukup signifikan. Terpantau kenaikan harga setiap harinya berkisar antara Rp5-15 ribu per kilogram.
Kenaikan ini telah memicu keluhan dari warga, terutama para pedagang goreng-gorengan dan warung nasi yang terdampak langsung oleh harga cabai yang melambung tinggi.
Agus (53), pemilik warung nasi di kawasan Jalan Pasar Wetan, Cihideung, Kota Tasikmalaya, mengeluhkan kenaikan harga cabai yang terus merangkak naik setiap harinya.
"Harga cabai terus naik setiap harinya, makanya saya nggak bisa beli banyak apalagi menyimpan stok, habis harganya cenderung naik terus," ungkapnya disela menata barang dagangannya pada Senin (15/7/2024) pagi.
Tak hanya Agus, keluhan serupa juga datang dari Yani Suryani (36), seorang pedagang gorengan. Untuk tetap mendapatkan keuntungan, Yani terpaksa tidak menyertakan cabai rawit sebagai pelengkap makanan olahannya.
"Ya sekarang jual bala-bala, gehu dan mendoan saya nggak ngasih cabai rawit, sebab sekarang cabainya mahal sekali, kalau pakai cabai keuntungan saya habis dong," terang Yani.
Di Pasar Pancasila, Nunung (52), seorang pedagang cabai, menyebut harga cabai rawit Bungbulang kini mencapai Rp55 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu dan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.
"Kalau penjualan dibilang sepi sih nggak, cuma para pembeli membatasi, biasanya langganan belanja satu kilogram, sekarang karena harganya naik jadi hanya beli seperempat kilo atau satu ons saja. Harga naik sejak sepekan berjalan," ungkap Nunung pada Senin (15/7/2024) pagi.
Sementara itu, Adang (48), pedagang cabai di Pasar Kojengkang, kawasan Dadaha, menyebut harga cabai domba saat ini menembus Rp80 ribu per kilogram.
"Wah pak, terutama cabe domba, sekarang harganya naik lagi, kemarin saya belanja harganya sampai delapan puluh ribu per kilogram," ucap Adang sambil memperlihatkan cabai dagangannya.
Penyebab Kenaikan Harga
Menurut Nunung dan Adang, kenaikan harga cabai ini diakibatkan oleh menurunnya pasokan cabai dari bandar. Hal ini disebabkan oleh hasil panen yang mengalami penurunan akibat cuaca yang tidak menentu.
"Ya, selain itu katanya panen petani cabai di beberapa wilayah tidak merata sehingga produksi cabai turun naik." terangnya
Sampai saat ini, pasokan cabai di beberapa pasar di Kota Tasikmalaya seperti Pasar Cikurubuk, Pasar Pancasila, dan Pasar Padayungan berasal dari para petani di wilayah lereng Gunung Syawal Ciamis, Gunung Galunggung, serta beberapa bandar dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kenaikan harga cabai ini tentu berdampak signifikan pada konsumen dan pedagang. Para pedagang yang biasanya membeli cabai dalam jumlah besar untuk stok harian kini harus mengurangi pembelian mereka.
Di sisi lain, konsumen juga merasakan dampaknya karena harga cabai yang mahal membuat mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Harga Cabai di Kota Tasikmalaya Melonjak, Cabai Domba Tembus Rp80 Ribu
| Pewarta | : Harniwan Obech |
| Editor | : Ronny Wicaksono |