TIMES JABAR, BANDUNG – Komunitas wirausaha di Indonesia banyak yang masih tetap “bertahan” setelah sebelumnya terkena badai pandemi Covid-19 di dua tahun sebelumnya. Ini tidaklah mudah mengingat pembatasan kegiatan berarti membatasi juga pertemuan banyak antara konsumen dan penjual.

Dengan adanya pembatasan tersebut, jelas roda perekonomian akan terbatas dan membuat banyak roda produksi terhenti, penjualan pun menurun tajam.

Ada komunitas wirausaha yang bertahan hingga sekarang, ada juga yang bubar karena tidak memiliki kekuatan untuk terus bertahan dan berjuang.

Bagi yang memiliki keberuntungan hingga kini tetap ada dan kembali bergerak untuk bertumbuh, maka komunitas wirausaha Tangan Di Atas (TDA) adalah salah satunya.

Perjalanan berorganisasi puluhan tahun serta soliditas anggota TDA menjadi salah satu faktor komunitas wirausaha tersebut bertahan.

Agar silahturahmi antaranggota komunitas TDA  bisa terjadi, perhelatan Pesta Wirausaha Nasional (PWN) pun diadakan.

“Setelah post pandemi dan adanya kesempatan untuk bersilaturahmi dan berkumpul, komunitas TDA  melakukan Pesta Wirausaha Nasional di kota lain yakni Bandung,” ujar Ibrahim M. Bafaqih, Ketua komunitas Tangan Di Atas (TDA), Nasional, Sabtu (21/1/2023)

“Komunitas Tangan Di Atas (TDA), biasa melakukan perhelatan PWN di Jakarta, kali ini melakukan perbedaan dengan menyelenggarakan pesta wirausaha tersebut di ibu kota Jawa Barat,” tutur Ibrahim.

Ibrahim pun menerangkan bahwa komunitas TDA adalah rumah bersama entrepreneur Indonesia untuk tumbuh dan bermetamorfosis menjadi pengusaha berdaya dan memperdayakan melalui kolaborasi, berjejaring, dan menjaga keseimbangan hidup.

Ketua komunitas TDA Nasional pun menjelaskan bahwa di usia yang 17 tahun TDA saat ini berada di 102 kota kabupaten dan 4 berada di luar negeri. Jumlah anggota yang terdata sebanyak 31.000 mulai dari usaha mikro, kecil, menengah, bahkan usaha yang besar.

Ia pun menjelaskan bahwa kontribusi anggota TDA terhadap ekonomi atau PDB sebesar 0.25% atau setara 42 triliun dan menyumbang angkatan kerja sebanyak 200 ribu orang.

Ibrahim memaparkan bahwa dengan visi menjadi komunitas usaha yang berkelimpahan, yang memberi kontribusi terhadap peradaban khususnya di Indonesia. Ini adalah salah satu bagian atau puzle visi Indonesia Emas tahun 2045, yakni Indonesia menjadi negara maju.

“Komunitas tidak bisa berjalan sendiri perlu peran pemerintah sebagai regulator dan eksekutor, peran industri, peran akademisi, dan peran media. Ini menjadi satu kesatuan pentahelix yang saling menguatkan bisa menjadi visi Indonesia emas," ungkap Ibrahim.  

“Adapun komunitas TDA sebagai rumah untuk bertumbuh dengan banyak kegiatan yang dijalankan, pertama kegiatan yang dijalankan berupa edukasi bisnis. Di periode 7.0 ini, TDA berhasil menginisiasi 1.700 kelompok mentoring bisnis kemudian ada juga kegiatan online di TDA TV, webinar dan workshop offline," terangnya.  

Ibrahim pun menerangkan bahwa kegiatan yang  kedua, kegiatan sosial melalui TDA peduli banyak yang dilakukan oleh kawan-kawan di komunitas baik itu  kegiatan rutin mingguan, kegiatan terprogram, dan bahkan kegiatan insidentil seperti menolong masyarakat di daera bencana, misalnya, bencana gempa di Cianjur, di Semeru, bahkan Mamaju.

Ia pun mengungkapkan bahwa kegiatan yang berkaitan dengan kolaborasi, dan berjejaring terus dilakukan. Saat ini sedang berlangsung  meet the investor yang menghubungkan antara mereka yang mencari investasi dan investor.

“Pesta wirausaha seperti ini akan diselenggarakan juga di daerah-daerah dan rencananya akan terselenggara di 20 kota. Insyaallah, seiring dengan perencanaan maka  Pesta Wirausaha Makasar akan berlangsung di awal Maret ini,” papar Ibrahim.  

“Yang terakhir, keberhasilan terselenggaranya event ini tak lepas dari kontribusi dari pemerintah Jawa Barat yang telah memberikan suport venue Sport Centre Jawa Barat menjadi venue Pesta Wirausaha Nasional 2023. Terima kasih Kang Emil atas dukungannya sehingga terlaksana event ini,” ujar Ibrahim.

“Semoga saja tema pertemuan ini yakni Recover and Grow Together bisa terealisasikan,” tutur Ibrahim. (*)