https://jabar.times.co.id/
Hukum dan Kriminal

Lima Saksi Dipanggil, Polres Tasikmalaya Dalami Kasus Kematian ABK di Singaparna

Rabu, 29 November 2023 - 10:57
Lima Saksi Dipanggil, Polres Tasikmalaya Dalami Kasus Kematian ABK di Singaparna Sejumlah petugas saat melakukan proses Otopsi makam korban di Kampung Bantar Suling, Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Senin, (23/11/2023) (FOTO: Istimewa)

TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Kepolisian Resort Tasikmalaya (Polres Tasikmalaya) melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) terus mengusut tuntas kasus kematian seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hingga Selasa (28/11/23), lima orang saksi, termasuk orang tua angkat, kerabat, dan orang tua kandung almarhum, telah diperiksa. Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Ridwan Budiarta, menyatakan kasus ini terus diperiksa dan didalami dengan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.

"Ada lima saksi yang kami sudah periksa, orang tua angkat, kerabat, sampai ibu dan bapak almarhum anak ini." ungkap Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Ridwan Budiarta Selasa (28/11/23)

Meski belum secara rinci, orang tua kandung almarhum mengakui adanya tindakan mencubit terhadap anak tersebut saat menolak makan. Ridwan menegaskan perlunya penggalian informasi lebih lanjut untuk mengungkap fakta seutuhnya.

"Ada pengakuan mencubit tapi itu perlu kita dalami terus agar semuanya terbuka," ujar Ridwan. Pihak kepolisian juga berencana untuk melakukan pemeriksaan di rumah orang tua kandung almarhum, dengan harapan menemukan petunjuk baru terkait kasus ini.

Sebelumnya, hasil otopsi dari dokter forensik menunjukkan adanya luka yang tidak wajar pada tubuh almarhum. "Jadi hasil otopsi dari dokter forensik ada temuan luka tidak wajar di tubuh almarhum ananda. Ada di beberapa bagian tubuh, parah ada luka semacam bekas tusukan di perut," ungkap Ridwan

Kasus ini mencuat setelah orang tua angkat almarhum angkat, Samsul Munajat, mengungkapkan bahwa anak tersebut telah diasuh sejak berusia 7 bulan dalam kandungan hingga berumur 10 tahun. Namun, setelah diserahkan kepada orang tua kandung, terjadi perubahan yang mencurigakan, termasuk penurunan berat badan yang signifikan.

"Anak ini saya rawat 10 tahun lebih, dan setelah diserahkan kurang lebih 8 bulan. Jadi anak ini kaku sebelah yang bagian kanan, sedangkan yang bagian kiri aktif. Cuma dia ini tidak bisa jalan, kalau dipapah bisa," kata Samsul Munajat.

Pertanyaan muncul terkait kondisi fisik anak yang semula sehat, gemuk, dan ceria, namun berubah setelah diserahkan kepada orang tuanya. Samsul Munajat menyebut adanya lebam di kepala anak, yang diduga sebagai salah satu penyebab kematian, ditambah kondisi fisik yang semakin kurus.

Kepolisian berencana terus mendalami kasus ini dengan harapan dapat mengungkap kebenaran di balik kematian anak berkebutuhan khusus tersebut.

Otopsi jasad korban, yang telah dimakamkan di Kampung Bantarsuling, Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya menjadi bagian dari upaya penyelidikan ini, dengan melibatkan tim dokter forensik dari RSUD dr Slamet Garut dan disaksikan oleh pihak kepolisian dan desa setempat. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.