TIMES JABAR, PACITAN – STKIP PGRI Pacitan menggelar seminar nasional bertema "Tantangan dan Peluang Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan (AI)" pada Senin (13/1/2025) melalui Zoom Meeting. Seminar ini membahas peran teknologi AI dalam dunia pendidikan, sekaligus tantangan yang dihadapi dalam penerapannya.

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Riza Dwi Tyas Widoyoko, M.Pd., menegaskan pentingnya penguasaan AI bagi mahasiswa.  “Di era pendidikan digital, calon pendidik harus paham teknologi AI agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.

Ia juga mengapresiasi seminar ini sebagai upaya membekali mahasiswa menghadapi era digital. Namun, teknologi ini juga membawa tantangan, seperti kesenjangan digital. “Tidak semua siswa memiliki akses teknologi yang sama. Ini harus menjadi perhatian utama,” kata Riza.

Sementara pemateri yang juga dosen PBSI, Dr. Mukodi, menambahkan, seminar ini adalah bagian dari tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. “Ini kesempatan bagi mahasiswa memahami dampak AI terhadap pendidikan sekaligus menyiapkan strategi pemanfaatannya,” jelasnya.

Seminar ini membahas manfaat AI dalam pendidikan, di antaranya:

1. Personalisasi Pembelajaran: AI mempermudah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
2. Efisiensi Administrasi: Proses pengelolaan data lebih cepat dan akurat.
3. Akses Pendidikan yang Lebih Luas: AI membuka peluang pendidikan bagi daerah terpencil.

Di era AI, guru tak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menjadi fasilitator pembelajaran. Guru perlu menguasai teknologi digital dan pedagogi baru. 

Seminar ini juga menyoroti pentingnya etika dalam penggunaan AI, seperti menjaga privasi data siswa dan menghindari bias algoritma. Ilmu pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 harus mendorong kreativitas, berpikir kritis, komunikasi yang baik, dan kolaborasi antar siswa.

 “Pendidikan harus membentuk generasi yang mampu menghadapi perubahan cepat di era teknologi,” ujar Dr. Mukodi.

Seminar STKIP PGRI Pacitan tersebut diharapkan menjadi langkah awal bagi calon pendidik untuk membangun sistem pendidikan yang adaptif dan inklusif di era digital. (*)