TIMES JABAR, BANJAR – BUMDes Desa Langensari bekerjasama dengan Pemkot Banjar, melalui Dinas KUKMP Kota Banjar, dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kelompok usaha ekonomi produktif kelompok perajin Bata Mekarsari Sejahtera.
Sekretaris Dinas KUKMP kota Banjar Neneng Widya Hastuti S.Sos, M.Si berharap para perajin bata yang ada di kota banjar bisa bersaing dengan bata modern dengan cara membuat startegi atau langkah yang inovatif.
"Jadi perajin tidak hanya mengandalkan bahan baku tanah yang susah di dapatkan sehingga harus menunggu kiriman bahan baku dari luar dengan harga tinggi," jabarnya, Sabtu (28/1/2023).
Pihaknya memberikan arahan yang inovatif seperti yang dipakai di daerah lain untuk produksi perajin bata merah agar beralih kepada bahan baku sampah plastik yang dicampur pasir.
Campuran itu untuk menghasilkan bata lebih bagus dan kuat baik, secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga nantinya dapat lebih bersaing di pemasaran,
"Di sini kami sebagai pendamping IKM, mendorong baik itu di wilayah Desa maupun Kelurahan agar bisa bekerjasama dengan BUMDes atau lembaga lainya, juga untuk memberikan warna baru dalam mendorong produksi bata itu sendiri di wilayahnya," jelasnya.
Neneng mengatakan bahwa BUMDes akan membantu para perajin bata ke arah pemasarannya melalui digitalisasi secara online maupun offline. "Dis ini para perajin juga harus mempunyai legalitas usahanya dengan cara mendaftarkan ijin usahanya yaitu NIB" imbaunya.
Dengan diadakannya pelatihan tersebut, lanjut Neneng, diharapkan dapat memberikan motivasi bagaimana caranya bisa mengatasi persaingan baik produksi, pamasaran bata merah tradisional dengan jenis bata modern seperti halnya hebel.
Pelatihan bagi para perajin bata tradisional bisa di implementasikan bagaimana caranya pengalihan bahan baku yang semulanya dari tanah liat di gantikan dengan bahan baku dari sampah plastik yang dicampur dengan pasir.
Sementara untuk pemasarannya dinas UMKM akan mendorong Pemerintah, dinas terkait maupun pengusaha untuk lebih mengutamakan produk lokal itu sendiri.
Salah satu perwakilan perajin bata, Sugeng, saat dimintai tanggapan usai pelatihan mengatakan bahwa kendala saat ini bagi perajin bata adalah ketersediaan bahan baku yang sulit didapat.
"Ini memang menjadi kendala karena selama ini bahan baku kita di kirim dari luar dengan harga tidak stabil sehingga pemasaran dan stabilitas harga juga tidak merata," tuturnya.
Melalui pelatihan dan sosialisasi yang diberikan Pemkot Banjar melalui Dinas KUKMP, Sugeng berharap bisa merubah cara yang lebih inovatif dan kreatif. "Dengan begitu, para perajin nantinya kita tidak akan kalah dalam pemasaran produksi," imbuhnya. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Ronny Wicaksono |