TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Stadion Dadaha Tasikmalaya sejak pukul 05.40 WIB berangsur-angsur ramai dipenuhi oleh jamaah warga Muhammadiyah yang datang bersama keluarganya untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1444 H, Jumat (21/4/2023).
Di pelataran komplek kawasan olahraga Dadaha sebelum memasuki stadion nampak berderet personel Polres Tasikmalaya bersiaga menjaga para jamaah. Sementara, di dalam Stadion Dadaha nampak beberapa anggota Brimob mengecek dan menyisir seluruh stadion dengan detektor.
Raut wajah jamaah nampak semringah dan berbahagia ketika mereka bertemu dan bertutur sapa dengan kerabat dan handai taulan disaat memasuki Stadion Dadaha dan duduk sambil menanti waktu untuk melaksanakan salat Id.
Dengan beralaskan koran dan plastic, jamaah berbondong-bondong menggelar sajadah mengisi deretan shaf yang paling depan. Sebagian umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri 1444 H hari ini (21/4/2023) termasuk warga Muhammadiyah di Tasikmalaya.
KH Arip Somantri SAg, Pimpinan Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah, menjadi imam dan katib pada salat Idul Fitri tersebut. Dalam kutbahnya Arip mengupas tentang nilai-nilai berkemajuan dari ibadah Ramadan untuk mewujudkan kehidupan umat Islam yang tercerahkan.
"Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan untuk mewujudkan kehidupan yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama yang melahirkan keunggulan yang akan melahirkan keunggulan, hidup lahiriah dan rohaniah," ungkap Arip.
Dalam ibadah Ramadan yang baru kita laksanakan, Arip menyampaikan, sedikitnya ada delapan nilai-nilai kemajuan dan lahirilah. Yang pertama, kesadaran tauhid kemudian yang kedua melakukan kewajiban setelah itu baru menerima hak.
Yang ketiga kebersamaan adalah indah dan penuh berkah, yang keempat adalah kehadiran dalam melahirkan, perjuangan membawa kemenangan. yang kelima adalah Alloh sangat mencintai kita semua.
Yang keenam adalah dalam hidup ini hendaknya saling cinta mencintai, serta yang ketujuh adalah kenikmatan dunia yang sementara.
"Dan yang terakhir adalah hakikatnya diri adalah jiwa, bukanlah tubuh, di mana ini memiliki arti bahwa puasa itu menyadarkan kita bahwa tubuh ini hanyalah rangka atau rumah, sedangkan pada hakekatnya manusia itu adalah jiwanya," pungkas Arip saat mengakhiri kutbah salat Idul Fitri yang digelar warga Muhammadiyah. (*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |