TIMES JABAR, BANDUNG – Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), sebuah organisasi yang telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Sunda, merayakan HUT ke-68 tahun ini dengan menyelenggarakan Lomba Kereta Peti Sabun (LKPS) XI 2024.
Kegiatan ikonik ini akan berlangsung pada tanggal 14-15 Desember 2024 di Sabuga Bandung dan menargetkan kehadiran 65 ribu pengunjung, baik dari Jawa Barat ataupun luar Jawa Barat seperti Jabodetabek bahkan Indonesia.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, turut menyampaikan antusiasmenya terhadap acara ini. Dalam sambutannya, ia mengenang pengalamannya berpartisipasi dalam lomba kereta peti sabun pada tahun 1982.
“Lomba kereta peti sabun ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sebuah perayaan kreativitas, kebersamaan, dan semangat masyarakat Jawa Barat. Saya merasa terhormat bisa hadir dan turut serta dalam perayaan yang penuh kenangan ini,” ujar Bey.
“Di tahun ini, saya ingin mencoba kereta peti sabun yang paling canggih biar tahu perbedaan dengan yang lalu,” ulas Bey.
Nursalim pun memaparkan bahwa nanti di perlombaan sepanjang 300 meter tersebut, ia pun akan membersamai Pj Gubernur Jabar berlomba dengan kereta sabun.
Nursalim menerangkan bahwa target peserta lomba yang ikut adalah ratusan peserta dan target tersebut bisa dicapai karena lomba yang fenomenal ini. Peserta yang sudah daftar sekarang adalah peserta yang ikut di tahun lalu ditambah dengan peserta baru. Bahkan, salah satu teman Syntia Marisca pun direncanakan ikut bergabung.
Tahun lalu, teman Syntia ini tidak bisa bergabung, namun tahun sekarang temannya telah membangun 3 peti kereta sabun untuk bergabung.
Ketua Alumni Damas (KADAMAS), Nursalim, menyampaikan bahwa lomba kereta peti sabun telah menjadi ikon perlombaan di Kota Bandung. “Kami berharap acara ini dapat menarik banyak pengunjung, baik wisatawan lokal maupun internasional, sehingga semakin memperkuat Bandung sebagai kota pariwisata yang menjadi tujuan utama banyak orang,” ujar Nursalim.
Ketua Panitia Lomba, Nana Betti Horstink menambahkan bahwa lomba ini terdiri dari beberapa kategori yang lebih lengkap dari lomba tahun sebelumnya.
Menurut ketua panitia LKPS XI , Nana Betti Horstink, mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar perlombaan ini berjalan lancar.
"Ini adalah ajang legendaris yang seru," ujarnya, Minggu (17/11/2024).
Pihaknya sudah mempersiapkan banyak hal seperti mempersiapkan track sepanjang 300an meter untuk dipergunakan oleh para peserta.
Tahun ini yang dipilih adalah turunan pintu masuk Sabuga di jalan taman Sari Bandung.
"Track ini dipilih karena memiliki turunan sekitar 30° dan ini cocok sekali untuk mendorong kereta peti sabun yang merupakan kendaraan tanpa mesin. Pastinya seru banget," tegas Nana.
Nana juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan lomba ini adalah hasil kolaborasi berbagai pihak, seperti dengan Alumni ITB dan Dinas Budaya dan Pariwisatanya Bandung.
Lebih dari sekadar perlombaan, acara ini juga akan diramaikan dengan bazaar UMKM, menyediakan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati jajanan khas dan berbelanja produk lokal. Hal ini merupakan upaya nyata DAMAS untuk mendukung pemberdayaan pelaku UMKM di Bandung.
Ketua Panitia Lomba Kereta Peti Sabun XI, yang hadir dalam sesi paparan, menjelaskan bahwa persiapan acara telah berjalan dengan baik dan dipastikan akan memberikan pengalaman terbaik bagi peserta maupun pengunjung.
Dengan rangkaian kegiatan yang menarik, Lomba Kereta Peti Sabun XI 2024 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mendorong pertumbuhan pariwisata dan perekonomian Bandung.
Sejarah Lomba Kereta Peti Sabun DAMAS Bandung
Lomba kereta peti sabun merupakan salah satu kegiatan khas yang telah lama menjadi ikon budaya Kota Bandung. Tradisi ini pertama kali digagas oleh Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) pada tahun 1956 sebagai bagian dari upaya mempromosikan kreativitas, keberanian, dan semangat kompetitif masyarakat Sunda, terutama generasi muda.
Dalam lomba ini, para peserta membuat kendaraan unik berbentuk kereta tanpa mesin, menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kayu dan roda bekas. Kendaraan ini kemudian dilombakan menuruni jalur miring untuk mencapai garis finish dengan kecepatan dan teknik terbaik.
Awalnya, lomba ini diselenggarakan sebagai hiburan sederhana di kalangan mahasiswa Sunda. Namun, seiring waktu, acara ini mendapatkan perhatian luas, baik dari masyarakat lokal maupun wisatawan. Lomba kereta peti sabun kini menjadi salah satu event budaya dan pariwisata yang paling dinanti di Bandung, bahkan berhasil menarik peserta dan pengunjung dari luar daerah.
Perkembangan Lomba dari Masa ke Masa
Lomba kereta peti sabun berkembang dari ajang mahasiswa menjadi festival masyarakat umum. Beberapa tonggak penting dalam sejarah lomba ini:
- 1960-an: Lomba mulai dibuka untuk masyarakat umum dan menjadi daya tarik kota Bandung.
- 1990-an: Event ini mulai mendapatkan sponsor dari berbagai pihak, termasuk perusahaan lokal dan institusi pemerintah.
- 2000-an: Lomba semakin modern dengan penggunaan teknologi untuk pengukuran waktu dan keamanan peserta.
- 2020-an: Meskipun sempat terhenti karena pandemi, lomba kembali digelar dengan antusiasme tinggi, melibatkan UMKM dan event bazaar untuk mendukung ekonomi lokal.
Data Peserta dan Pengunjung
DAMAS mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah peserta dan pengunjung setiap tahunnya. Berikut data terakhir perkiraan dari pelaksanaan lomba di tahun 2023 dimana yang hadir kala itu sebanyak 60.000 pengunjung.
Faktor Keunikan dan Daya Tarik
- Keunikan Format: Peserta bebas berkreasi dengan desain kereta mereka, menjadikan setiap lomba memiliki keragaman visual yang menarik.
- Wisata Edukasi: Lomba ini mengajarkan prinsip dasar fisika seperti gravitasi dan aerodinamika.
- Dukungan UMKM: Setiap penyelenggaraan diiringi bazaar yang menjadi wadah promosi bagi produk-produk lokal. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ratusan Peserta Lomba Kereta Peti Sabun (LKPS) XI Damas Bandung 2024 Siap Ramaikan Program Kolaborasi Wisata
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Deasy Mayasari |