https://jabar.times.co.id/
Berita

“Unity in Batik 2025” Merajut Harmoni Budaya Melalui Batik Tasikmalaya

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:46
“Unity in Batik 2025” Merajut Harmoni Budaya Melalui Batik Tasikmalaya Seorang peserta “Unity in Batik 2025” saat membatik di Komplek Industri Kecil (LIK), Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Kota Tasikmalaya kembali menjadi pusat perhatian dalam dunia seni dan budaya Indonesia melalui penyelenggaraan kegiatan “Unity in Batik 2025”, yang digelar oleh Rumah Belajar Batik YCAB Foundation di Komplek Industri Kecil (LIK), Kawalu, Kota Tasikmalaya. Sabtu (25/10/2025) petang 

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Batik Nasional 2025, dengan semangat utama untuk merajut harmoni budaya, memperkuat kecintaan terhadap batik, serta menumbuhkan kreativitas generasi muda.

Tasikmalaya, yang dikenal sebagai salah satu kota penghasil batik dan kerajinan unggulan di Jawa Barat, menjadi lokasi yang tepat untuk menyatukan berbagai kalangan mulai dari pelajar, seniman, pengrajin, hingga masyarakat umum dalam satu ruang kolaboratif.

Sobirin Jamil, Manager Rumah Belajar Batik YCAB Foundation, yang menegaskan komitmen lembaganya dalam mengembangkan keterampilan kreatif masyarakat, khususnya generasi muda.

“Rumah Belajar Batik hadir untuk membuka peluang ekonomi melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan. Kami ingin anak muda Tasikmalaya mampu mandiri secara finansial melalui karya kreatif, sekaligus menjaga warisan budaya bangsa,” ujar Sobirin, Sabtu (25/10/2025).

YCAB Foundation selama ini dikenal sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan inklusi digital, dengan visi besar untuk memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan dan keterampilan. 

Melalui Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya, YCAB berperan aktif dalam melahirkan generasi kreatif yang menghargai budaya sekaligus adaptif terhadap perkembangan zaman.

Sementara itu, Roni Supriadi, S.IP, Pengawas dan Koordinator Satuan Pelayanan Kerajinan Tasikmalaya, memberikan apresiasi atas kontribusi besar YCAB Foundation dalam memperkuat ekosistem industri kerajinan di daerah.

“Kegiatan seperti Unity in Batik mempertemukan dunia pendidikan dengan dunia industri. Ini penting untuk memastikan keberlanjutan ekosistem kreatif di Tasikmalaya,” ujar Roni.

Menurutnya, Tasikmalaya memiliki potensi besar dalam bidang kerajinan dan industri kreatif, terutama batik, yang sudah menjadi identitas kultural masyarakat setempat. Melalui kegiatan pelatihan dan lomba seperti ini, pelajar diajak untuk tidak hanya belajar teknik membatik, tetapi juga memahami nilai filosofis dan potensi ekonomi di balik setiap motif batik.

Unity-in-Batik-2025-a.jpgSejumlah peserta  antusias mengikuti “Unity in Batik 2025” di Komplek Industri Kecil (LIK), Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Salah satu daya tarik utama acara ini adalah keterlibatan Mojang Jejaka Tasikmalaya yang tampil sebagai MC, penari, dan model dalam berbagai sesi kegiatan. Mereka memancarkan semangat muda dan memperlihatkan bahwa pelestarian budaya tidak harus kaku atau kuno, tetapi bisa dikemas secara dinamis dan penuh energi positif.

Bagian paling ditunggu dari Unity in Batik 2025 adalah Lomba Desain Batik dan Fashion Show Batik Modern, yang diikuti oleh para pelajar dari berbagai sekolah di Tasikmalaya dan sekitarnya.

Dewan juri yang terdiri dari Neng Elia Hernawati (IPOK Satpel Tasikmalaya) dan Iyan Anwar Gunawan (Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya) menilai setiap karya berdasarkan orisinalitas, kreativitas, serta kemampuan memadukan unsur tradisional dengan gaya modern.

Adinda Aurora Laurin & Akmal Faqih (SMK N 3 Tasikmalaya) dinobatkan sebagai juara 1 dalam fashion show batik, kedua Hadeya Putri Lakeisha (SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Kota Tasikmalaya) dan Juara 3: M. Fitra (SMA N 1 Cikalong Wetan)

Sementara dalam Desain Batik Juara 1 Reza Ramadhan (SMK Al Marufi), susul oleh Syahla Azkiya Hanifah (MAN 3 Tasikmalaya) dan Muhammad Nabil Putra Pratama. Untuk juara Favorit direbut oleh Ken Andhisti dan juara Harapan adalah  Putri Kanaya Abila (SMA N 10 Tasikmalaya).

Setiap karya menampilkan keunikan tersendiri dari motif batik klasik Tasik hingga sentuhan modern yang menggambarkan gaya hidup generasi milenial dan Gen Z.

Rumah Belajar Batik YCAB Tasikmalaya beroperasi sebagai Satuan Pelayanan Industri Kerajinan (Satpel) di bawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat. 

Lembaga ini menjadi wadah pelatihan berbasis keterampilan, dengan fokus pada pengembangan kompetensi dan produktivitas masyarakat di bidang batik, tekstil, serta desain produk.

Melalui program seperti pelatihan short course membatik dan product development, YCAB membantu masyarakat agar memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan menjadi sumber penghasilan. Tidak sedikit lulusan pelatihan yang kini membuka usaha kecil di bidang batik dan kerajinan.

Batik tidak sekadar kain bermotif, tetapi juga simbol filosofi dan kearifan lokal. Sejak diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia pada 2 Oktober 2009, batik menjadi identitas nasional yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa Indonesia.

Melalui Unity in Batik 2025, Rumah Belajar Batik YCAB Foundation mengajak masyarakat untuk terus mencintai dan melestarikan batik dengan cara yang relevan di era modern. Kegiatan ini membuka kesadaran bahwa menjaga budaya tidak hanya dilakukan dengan melestarikan teknik tradisional, tetapi juga dengan menciptakan inovasi baru yang bernilai ekonomi.

“Kami ingin agar setiap peserta keluar dari acara ini bukan hanya membawa penghargaan, tapi juga membawa semangat untuk terus berkarya dan membanggakan Indonesia melalui batik,” pungkas Sobirin. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.