TIMES JABAR, BANJAR – Pengembangan kegiatan pertanian berupa budidaya buah melon yang saat ini mulai dijalankan di area kerja Lembaga Pemasyarakatan Banjar (Lapas Banjar).
Ini merupakan bentuk komitmen Lapas Banjar dalam memberikan pembinaan kemandirian yang bermanfaat bagi warga binaan pemasyarakatan.
Kasubsi Giatja Lapas Banjar, Donny Irawan menyampailak bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pembinaan Kemandirian di bidang kegiatan kerja yang dilaksanakan pada 300 Polybag melon jenis madesta di bawah pengawasan Kasubsi Giatja.
"Melalui program ini, para WBP tidak hanya memperoleh keterampilan bercocok tanam, tetapi juga dibekali nilai-nilai kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab," jelas Donny, Rabu (14/5/2025).
Ditambahkannya, budidaya melon ini merupakan salah satu bentuk kegiatan kerja yang memiliki nilai ekonomis dan edukatif, serta dapat menjadi bekal keterampilan bagi warga binaan setelah mereka bebas nanti.
"Selain sebagai bentuk pembinaan, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan semangat produktivitas warga binaan dan memberi kontribusi positif bagi pembinaan kemandirian mereka," ujarnya.
Menanggapi kegiatan ini, Kepala Lapas Banjar Tutut Prasetyo menyatakan bahwa program budidaya melon adalah wujud nyata dari upaya transformasi lapas sebagai tempat pembinaan, bukan semata-mata tempat pemidanaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di balik tembok lapas, terdapat upaya sungguh-sungguh untuk membina dan memberdayakan warga binaan. Kegiatan budidaya melon ini bukan hanya tentang hasil panen, tetapi tentang harapan, perubahan, dan masa depan yang lebih baik bagi mereka,” jabarnya.
Kalapas menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari kontribusi Lapas Banjar dalam mendukung program ketahanan pangan di dalam Lapas, sekaligus merupakan implementasi dari Program 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya di bidang Ketahanan Pangan.
"Melalui pembinaan berbasis keterampilan yang produktif dan berkelanjutan, Lapas Banjar berupaya menciptakan WBP yang siap kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri dan berdaya saing," urainya.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, Lapas Banjar menunjukkan bahwa pembinaan tidak hanya sebatas teori, tetapi juga melalui praktik nyata yang berdampak langsung terhadap kualitas hidup dan masa depan warga binaan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Budidaya Melon, Cara Lapas Banjar Produktifkan Warga Binaanya
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |