TIMES JABAR, JAKARTA – Sejumlah produsen komponen otomotif Jepang tengah mengembangkan motor untuk kendaraan listrik yang tidak lagi bergantung pada mineral kritis. Upaya ini dilakukan di tengah dominasi China dalam rantai pasok bahan baku utama tersebut.
Dikutip dari NHK, Jumat (12/12/2025), perusahaan suku cadang Astemo mengumumkan bahwa mereka berhasil membuat motor bertenaga setara motor konvensional menggunakan magnet berbasis besi.
Umumnya, motor kendaraan listrik berperforma tinggi memakai magnet berbahan neodymium—jenis logam tanah jarang yang sebagian besar dipasok dari China.
Astemo menargetkan produksi massal motor baru ini pada sekitar 2030. Kepala pengembangan perusahaan, Takahashi Akeshi, mengatakan ketergantungan pada mineral kritis selalu membawa risiko karena pasokan cenderung dikuasai negara tertentu.
“Kami berkewajiban menyediakan motor berperforma tinggi kapan pun dibutuhkan. Pengembangan motor ini merupakan langkah untuk mencapai tujuan tersebut,” ujarnya.
Isu rantai pasok mineral kritis juga menjadi perhatian negara-negara anggota G7. Dalam pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan pekan ini, para menteri keuangan menyampaikan kekhawatiran atas kebijakan dan praktik yang dapat mengganggu pasokan mineral penting—sebuah pernyataan yang secara tidak langsung merujuk pada peran dominan China di sektor tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jepang Kembangkan Kendaraan Listrik Berbasis Magnet Besi
| Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |