https://jabar.times.co.id/
Berita

Dari Sampah Jadi BBM, Desa Kujangsari Banjar Juarai Inovasi di Ajang Sri Baduga 2025

Rabu, 03 Desember 2025 - 23:24
Desa Kujangsari Kota Banjar Masuk 5 Besar Ajang Anugerah Sri Baduga 2025, ini Inovasi Unggulannya Kepala Desa Kujangsari bersama inovator Aino Sukirno menunjukan BBM yang dihasilkan dari teknologi pirolisis dengan memanfaatkan sampah plasik. (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, BANJARDesa Kujangsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, berhasil masuk dalam 5 besar ajang Anugerah Sri Baduga 2025 Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Desa Kujangsari memiliki potensi unggulan dalam bidang ketahanan pangan, dengan kelompok lumbung padi Sri Asih di Dusun Sindang Asih yang telah meraih prestasi tingkat provinsi Jawa Barat dan akan berlomba di tingkat nasional.

Desa Kujangsari Siap Bersaing di Ajang Anugerah Sri Baduga 2025

Desa Kujangsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, telah mempersiapkan diri untuk bersaing di ajang Anugerah Sri Baduga 2025 Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid, menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan seluruh materi untuk penilaian lomba desa tersebut, baik dari segi administrasi maupun teknis lainnya. Ini dibuktikannya dalam pemaparan beberapa potensi unggulan desa, baik potensi alam, ekonomi, sosial maupun SDM.

"Kami telah mengerahkan segala upaya agar semuanya berjalan lancar dan berharap menjadi yang terbaik tingkat provinsi," ujar Mujahid.

Indikator keberhasilan tersebut, lanjut Mujahid, salah satunya melalui profil desa, dengan capaian pembayaran PBB, pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial dan budaya yang telah dilaksanakan, termasuk potensi unggulan yang ada.

Desa Kujangsari Sulap Sampah Menjadi Energi, Teknologi Pirolisis Ecobrick dan Biogas

Selain potensi unggulan dalam bidang ketahanan pangan, dengan kelompok lumbung padi Sri Asih, Mujahid juga mengungkap bahwa Desa Kujangsari memiliki inovasi dalam mengelola sampah, dengan teknologi pirolisis, ecoblock dan ecobrick yang dapat mengolah sampah menjadi energi BBM dan bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Desa Kujangsari menjadi contoh nyata bagaimana sampah dapat diolah menjadi energi yang bermanfaat. Rumah pengolahan sampah yang dilengkapi dengan teknologi pirolisis, ecoblock, dan ecobrick di Dusun Kalapasabrang RT 2 RW 8, menjadi pusat pengolahan sampah yang inovatif.

"Ini menjadi salah satu program inovasi unggulan kami dalam lomba desa sribaduga di tingkat provinsi," kata Mujahid.

Dengan teknologi pirolisis, sampah dapat diolah menjadi energi seperti bensin pertalite dan solar, sehingga mengurangi jumlah sampah yang tidak terkelola dan menghasilkan energi yang bermanfaat.

Teknologi ecoblock dan ecobrick juga digunakan untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bangunan yang kuat dan ramah lingkungan.

Ini menunjukkan bahwa Desa Kujangsari memiliki komitmen yang kuat dalam mengelola sampah dan mengurangi dampak lingkungan.

Desa Kujangsari berharap dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah dan menghasilkan energi yang bermanfaat. Dengan demikian, desa dapat menjadi lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Bahkan, melalui inovator desa yang merupakan akademisi sekaligus dosen Kampus UGM, Aino Sukirno, Desa Kujangsari juga berhasil memanfaatkan limbah kotoran hewan menjadi inovasi baru bagi penyediaan gas rumah tangga.

Berkat inovasinya, kini warga di RT 3 RW 7 Dusun Kalapasebrang, Desa Kujangsari Kecamatan Langensari dapat menikmati teknologi biogas dengan memasak menggunakan gas dari kotoran hewan ternak.

"Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas tersebut dilakukan melalui proses fermentasi dan sudah dilakukan proses uji coba sehingga aman digunakan," ungkapnya.

Kapasitas biogas yang sudah di uji cobakan ini mencapai 12 kubik, dapat mencukupi kebutuhan gas rumah tangga untuk 5-6 rumah warga hingga 6 bulan.

Ketika dinyalakan, kualitas api yang dihasilkan dari Biogas ini terlihat saat digunakan, selain tidak mengeluarkan bau kotoran juga dapat digunakan secara normal.

Dengan adanya sistem Biogas ini, warga juga tidak lagi khawatir ketika terjadi kelangkaan gas karena sudah memiliki pengelolaan gas secara mandiri.

"Tinggal perluasan di level kelompok yang lain agar warga di Kujangsari ini memiliki kemandirian gas. Tidak bergantung pada Pertamina," katanya.

Ia berharap, inovasi ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Ini menunjukkan komitmen desa dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.

Mujahid menekankan bahwa lomba desa bukanlah segalanya, tetapi yang terpenting adalah kemampuan desa dalam memberikan karya nyata bagi masyarakatnya secara nyata, melalui pembangunan dan peningkatan kesejahteraan warga.

“Untuk itu, kami berharap masyarakat Kujangsari bisa lebih meningkatkan kebersamaan dan kesadaran, dalam membangun desa. Begitu pula seluruh aparatur desa harus lebih sigap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” terangnya.

Desa Kujangsari Terima Dukungan Ketua Tim Penggerak PKK untuk Ajang Anugerah Sri Baduga 2025

Desa Kujangsari menerima dukungan kuat dari Ketua Tim Penggerak PKK, Hetti Puspitawati Sudarsono dalam ajang Anugerah Sri Baduga 2025 Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Kehadiran Ketua Tim Penggerak PKK dalam rapat evaluasi dan koordinasi di Aula Desa Kujangsari hari ini bersama Sekda H Sonny Harison beserta jajaran kepala OPD menjadi sinyal kuat bahwa Kota Banjar memberikan perhatian serius terhadap upaya Desa Kujangsari untuk meraih prestasi di ajang tersebut.

Desa Kujangsari akan bersaing dengan Desa Cibiru Wetan dari Kabupaten Bandung Barat, Desa Pangauban Kabupaten Garut, Desa Sukatani Kabupaten Purwakarta, serta Desa Gunung Putri Kabupaten Bogor dalam ajang tersebut.

Hetti Puspitawati Sudarsono menyampaikan bahwa Desa Kujangsari merupakan contoh nyata desa yang berhasil menggabungkan pelestarian budaya, pengembangan pariwisata, dan inovasi ekonomi kreatif dengan melibatkan masyarakat secara aktif.

"Kehadiran kami di sini adalah bentuk komitmen bahwa Kota Banjar berdiri bersama Desa Kujangsari," ujarnya.

Sementara Sekda Kota Banjar menegaskan bahwa pencapaian Desa Kujangsari masuk dalam lima besar merupakan hasil kerja keras yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari Pemerintah Desa, komunitas budaya, pelaku UMKM, hingga generasi muda.

"Pemerintah Kota Banjar berharap keikutsertaan Desa Kujangsari tidak hanya membuahkan prestasi, tetapi juga menginspirasi desa-desa lainnya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pengelolaan potensi lokal," pungkasnya. (*)

Pewarta : Sussie
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.