TIMES JABAR, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR RI) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) menyelenggarakan kegiatan Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding) Proyek KPBU Penyediaan Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Leuwikeris di Jawa Barat dan Jenelata di Sulawesi Selatan.
Kegiatan Market Sounding dilaksanakan Kementerian PUPR RI di Jakarta, Kamis (23/11/2023) dalam rangka mencari alternatif sumber pembiayaan non APBN untuk membiayai pemeliharaan infrastruktur.
Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR RI terus mendorong upaya pengembangan skema pembiayaan infrastruktur alternatif di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Banyak sekali skema-skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur. Saya berharap akan kita lakukan terus diskusi terkait skema-skema yang terus berkembang, terutama di Ditjen Pembiayaan Infrastruktur untuk bisa mendorong dan mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur terutama untuk percepatannya," kata Menteri Basuki.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR RI Herry Trisaputra Zuna menyampaikan, Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 2 Tahun 2021, salah satu infrastruktur di bidang Sumber Daya Air yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU adalah prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya, dan diantaranya yaitu waduk/ bendungan yang multiguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk/ bendungan multiguna untuk dapat mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, sehingga harapannya dapat mencapai zero emission pada tahun 2060,” jelas Herry.
Saat ini, Kementerian PUPR RI tengah menyiapkan KPBU Penyediaan PLTM di Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, dan PLTM di Bendungan Jenelata, Sulawesi Selatan. Kedua proyek tersebut memiliki masa kerja sama selama 27 tahun dengan 2 tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay.
“Untuk PLTM Leuwikeris sendiri merupakan proyek KPBU unsolicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp225,38 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 53 GWh. Dan untuk PLTM Jenelata adalah proyek KPBU solicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp134 M dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 38,75 GWh,” jelas Herry.
Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai konstruksi pada Juni 2024 dengan manfaat irigasi 11.216 Ha dan reduksi banjir sebesar 59,68 m3 per detik. Bendungan ini juga memiliki manfaat penyediaan air baku dengan kapasitas 0,85 m3 per detik dan potensi listrik sebesar 7,4 MW.
Sementara untuk Bendungan Jenelata, ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2028 dengan manfaat irigasi seluas 26.773 Ha, reduksi banjir 686 m3 per detik, penyediaan air baku berkapasitas 6,05 m3 per detik dan potensi listrik sebesar 7 MW.
“Melalui Market Sounding ini, Kementerian PUPR RI berharap dapat memperoleh masukan, tanggapan dan dapat mengetahui minat pasar atas proyek KPBU ini. Baik dari calon investor, lembaga pembiayaan dan stakeholder terkait,” tutup Herry. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kementerian PUPR RI Jajaki Minat Investor dalam Penyediaan Infrastruktur PLTM di Bendungan Leuwikeris dan Jenelata
Pewarta | : |
Editor | : Faizal R Arief |