https://jabar.times.co.id/
Berita

Kematian Pertama Akibat Virus Oropouche Terjadi di Brazil

Jumat, 26 Juli 2024 - 19:06
Kematian Pertama Akibat Virus Oropouche Terjadi di Brazil Foto ilustrasi yang menunjukkan warga di negara bagian Bahia, Brazil, saat banjir menerjang wilayah mereka pada 30 Desember 2021. (Foto: AP/Raphael Muller/VOA Indonesia)

TIMES JABAR, JAKARTA – Pada Kamis, 25 Juli 2024, Brazil mencatat sejarah dengan kematian pertama di dunia yang disebabkan oleh virus Oropouche. Kementerian Kesehatan Brazil mengonfirmasi bahwa dua perempuan dari negara bagian Bahia di bagian timur laut Brazil meninggal dunia akibat penyakit ini.

"Berusia di bawah 30 tahun, dan tidak memiliki penyakit bawaan, namun menderita gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah yang parah," tulis pihak kementerian dalam pernyataannya.

Virus Oropouche menyebar melalui lalat dan nyamuk yang terinfeksi. Saat ini, perebakan virus ini terjadi di beberapa wilayah di Bolivia, Brazil, Kolombia, Kuba, dan Peru. Kementerian Kesehatan Brazil mencatat 7.236 kasus infeksi virus Oropouche pada tahun 2024, dengan mayoritas kasus terjadi di negara bagian Amazonas dan Rondonia.

Gejala Oropouche biasanya muncul empat hingga delapan hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala meliputi demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil, dan sensitivitas terhadap cahaya. Kasus yang parah dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti meningitis.

Virus Oropouche pertama kali terdeteksi di Brazil pada tahun 1960. Meskipun sebagian besar kasus dilaporkan di wilayah Amazon Brazil, wabah dan kasus terisolasi juga terjadi di wilayah lain di Amerika Latin.

Apa itu Virus Oropouche?

Virus Oropouche adalah infeksi viral tropis yang ditularkan oleh gigitan midges dan nyamuk dari darah sloth ke manusia. Penyakit ini dinamai setelah wilayah tempat virus ini pertama kali ditemukan dan diisolasi di Laboratorium Virus Regional Trinidad pada tahun 1955, dekat Sungai Oropouche di Trinidad dan Tobago

Virus Oropouche (OROV) termasuk dalam keluarga Bunyaviridae. OROV menyebar melalui gigitan nyamuk dan midges.

Gejalanya mirip dengan demam berdarah, Chikungunya, dan Zika. Biasanya dimulai 3 hingga 8 hari setelah infeksi, dengan demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta mual dan muntah. Sebagian besar kasus sembuh dalam 2 hingga 7 hari, tetapi pada kasus berat, sistem saraf pusat dapat terpengaruh.

Adapun dari sisi penyebarannya, sering terjadi, terutama di wilayah Amazon Brasil. Oropouche merupakan penyakit viral arbovirus yang sering terjadi kedua setelah demam berdarah.

Hal penting yang perlu Anda ketahui, sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus atau vaksin untuk kasus akibat virus Oropouche.

Pewarta : VOA Indonesia
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.