TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Peringatan Maulid Nabi Muhammad memiliki makna penting bagi umat Islam, yaitu sebagai momen untuk mengenang kehidupan, ajaran, serta keteladanan Rasulullah SAW.

Selain itu, Maulid Nabi juga menjadi kesempatan untuk memperdalam rasa cinta dan penghormatan kepada Rasulullah serta meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Falah Kota Tasikmalaya, Ajengan Opan memberikan motivasi bagi siswa dan siswi MA Al Hikmah Kota Tasikmalaya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (17/09/2024).

Dalam hal ini ia lantas menyampaikan mengenai perlunya meneladani visionernya Rasulullah SAW dalam menjalani dan menata kehidupannya.

"Di waktu kecil, Rasulullah menggembala, tapi yang kita teladani bukan makna dzohirnya, tapi makna filosofis dari menggembala itu sendiri," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia.

Menurutnya bahwa manusia harus bisa menjadi pemimpin, mulai dari memimpin diri sendiri dalam menjalani hidup, sampai nanti kita akan memimpin orang lain.

"Contoh Rasulullah dalam cara menggembala, secara dzohirnya Nabi SAW menggembala hewan, tapi makna filosofis yang bisa kita ambil sebagai umatnya mampu memimpin diri sendiri," ungkapnya.

Kemudian lebih lanjut Ajengan Opan pun menambahkan setelah beranjak baligh dan dewasa, Rasulullah berdagang dan hingga akhirnya di umur 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah.

"Itu artinya bukan usia 25 tahun kita harus memaksakan menikah, tapi bagaimana mengatur hidup hingga di umur 25 tahun secara ekonomi diusahakan sudah mapan," jelasnya di hadapan siswa siswi dan guru guru.

Jadi menurutnya bahwa yang harus dijadikan motivasi untuk siswa dan siswi adalah bagimana Rasulullah SAW menata kehidupannya sehingga di umur 25 tahun mapan.

"Momentum Maulid Nabi Muhammad, mari bersama-sama kita meneladani segala hal yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW," tandasnya. (*)