TIMES JABAR, LOMBOK UTARA – Business matching adalah sebuah pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis dengan, calon mitra distribusi, calon mitra supplier, calon mitra pendanaan dan juga calon mitra investor.

Dalam metode Business Matching ini, kegiatan berbisnis dilakukan secara berkolaborasi dengan memperkuat sisi konektivitas antara semua pihak yang terlibat.

Sistem bisnis ini bisa juga bisa dikenal dengan sebutan Business to business (B2B). "Tujuan utama business matching tak lain adalah terciptanya koneksi antara pebisnis satu dengan pebisnis lainnya, yang memiliki pola latar belakang bisnis yang mirip," ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Lombok Utara, Evi Winarni pada saat pembukaan Business dan Partnership Matching di Hotel Mina, Kamis (30/11/2023).

Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Carter ngobrol asyik dengan pelaku UMKM dan mitra bisnis. (HERY MAHARDIKA/TIMES INDONESIA).

Pada Business Matching ini dihadiri para pelaku UMKM yang bergerak pada beberapa sektor, di antaranya pertanian berupa sayur, buah dan beras, sektor perkebunan berupa kopi, cokelat, sektor perikanan berupa ikan air tawar, udang. Sektor peternakan seperti ayam, telur. Sektor kerajinan tangan seperi aksesoris dari batok kelapa, tenun. Sektor prodak jajanan seperti pestri dan kue basah, minyak VCO.

Sementara dari mitra busines yang hadir dalam Business Matching yaitu hotel ombak group, royal regantris terawangan, royal avila malaka, hotel jambu luwuk, hotel aston, retail modern (e-mart, alfamart, indomart), offtaker (pengepul). "Antara pelaku UMKM dan mitra bisnis bisa bekerja sama mengambil prodak UMKM yang bisa dijual di masing-masing hotel," terangnya.  

Lebih jauh Evi menyebutkan, jumlah hotel di Lombok Utara sebanyak 797 hotel. Bila dihitung dengan jumlah penduduk Lombok Utara maka mampu membuka lapangan pekerjaan, namun realitanya masih banyak masyarakat Lombok Utara yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) diluar negeri. Para hotel masih banyak mencari karyawan diluar Lombok Utara.

"Dalam sehari itu, saya menandatangani rekomendasi 15 paspor untuk calon PMI, tentu ini miris dengan potensi yang kita miliki. Kekayaan potensi itu ada sektor pariwisata, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan," paparnya.

Melalui Business Matching ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis yang dilakukan oleh UMKM. Mempertemukan UMKM dan pelaku usaha ini sangatlah memiliki kebermanfaatan luar biasa yang bisa membuka jejaring bisnis yang meluas.

"UMKM ada yang kendala juga persoalan modal, maka manfaatkan pertemuan ini," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Carter mengapresiasi kegiatan Business Matching ini yang dapat saling bertukar pikiran untuk memperbaiki kualitas produk UMKM sehingga dapat dimasukan ke retail modern dan hotel-hotel yang ada di Lombok Utara.

"Bila UMKM masih jauh dari standar silakan memberikan masukan. Kalau disejajarkan tentu membutuhkan upaya besar, minimal kita memiliki produk UMKM," ucapnya.

Seusai memberikan sambutan, lalu Wakil Bupati langsung nimbrung ngobrol dengan para pelaku UMKM dan pelaku usaha. Ia bertanya soal produk-produk UMKM, kemudian memberikan motivasi kepada pelaku UMKM agar terus memproduksi, begitu juga disampaikan ke mitra bisnis dapat mengambil hasil produk UMKM.

Para peserta Business Matching mengharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan dan lebih dari satu kali melaksanakan business matching seperti ini. "Kami mengucapkan terima kasih yang sudah menfasilitasi kami antara pelaku UMKM dan mitra bisnis," ucap pelaku UMKM sektor pertanian, Muji. (*)