TIMES JABAR, NGAWI – Alas Ketonggo Srigati, sebuah hutan lebat di Kabupaten Ngawi, menyimpan banyak cerita mistis sekaligus sejarah yang menarik perhatian wisatawan khususnya pecinta sepiritual. Hutan ini selain dipercaya sebagai gerbang menuju alam gaib, tetapi juga diyakini sebagai salah satu petilasan penting Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit.
Prabu Brawijaya V pernah menjadikan Alas Ketonggo sebagai tempat peristirahatan ketika melarikan diri dari serangan pasukan Kerajaan Demak. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Lawu, beliau bersinggah di alas ketonggo ini. Petilasan Alas Ketonggo yang ditemukan oleh Sumo Darmojo, mantan Kepala Desa Babadan, menjadi bukti jejak sejarah Majapahit yang sempat terkubur oleh waktu.
Kini, di tengah hutan Alas Ketonggo telah dibangun sebuah mushola yang menjadi pusat aktivitas spiritual masyarakat sekitar. Setiap malam Jumat Legi, warga setempat dan pengunjung dari berbagai daerah berkumpul untuk melakukan istighosah yang dipimpin oleh Gus Maki.
"Setiap malam Jumat Legi, pasti banyak masyarakat berdatangan untuk berdoa bersama," ungkap Pak Muhajir, pemilik warung di sekitar petilasan ini.
Selain warga lokal Alas Ketonggo juga menarik perhatian pengunjung dari luar Pulau Jawa. Karnito, seorang warga asli Madiun, mengungkapkan bahwa ia sering bertemu orang-orang dari luar Jawa saat berkunjung ke hutan tersebut. "Saya setiap hari Selasa dan Jumat Legi selalu ke Ketonggo, dan pasti bertemu dengan orang dari luar Jawa," ujarnya.
Di dalam kawasan ini, terdapat Sungai Tempuk yang menjadi salah satu tujuan pengunjung. Sungai yang merupakan pertemuan dua aliran dari Gunung Lawu ini diyakini memiliki energi tertentu yang membawa keberkahan. Karnito, yang telah rutin berkunjung selama hampir 30 tahun, menceritakan pengalamannya mandi di sungai ini.
"Setiap malam Jumat Legi, saya selalu mandi di sungai ini," ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Alas Ketonggo Srigati bukan sekadar hutan biasa. Tempat ini menjadi simbol perpaduan antara sejarah dan spiritualitas yang terus dilestarikan oleh masyarakat dan juga salah satu pesan tentang pentingnya menjaga harmoni dengan alam dan tradisi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menyingkap Petilasan Prabu Brawijaya Alas Ketonggo dan Pesona Spiritualnya
Pewarta | : Muhammad Rofi D |
Editor | : Deasy Mayasari |