TIMES JABAR, MALANG – Tengka (tingkah laku) adalah tata cara seorang individu dalam melakukan sesuatu di dalam bermasyarakat. Secara implisit Tengka memiliki hubungan yang erat dengan moral. Tingkah laku seseorang dalam bermasyarakat menjadi tolak ukur baik buruknya perilaku. Masyarakat telah mengungkapkan bahwa etika bukan teori melainkan praktek atau amaliah.
Namun, hal ini sangat sulit untuk di implementasikan karena kurangnya kesadaran dalam mengatur tingkah lakunya dengan baik. Alangkah baiknya kita sebagai makhluk sosial, setidaknya kita mampu melakukan sesuatu yang baik agar dapat menjadi teladan yang baik terhadap orang lain.
Pada era digital abad 21, teknologi informasi berkembang sangat pesat. Platform media menjadi pilihan baru untuk berekspresi. Misalnya, YouTube menjadi salah satu platform digital terbesar yang memungkinkan individu untuk berbagi gagasan, hiburan, dan konten edukatif dengan jutaan pengguna diseluruh dunia.
Dalam konteks ini, Channel YouTube yang menarik perhatian masyarakat madura adalah "Mata Pena" yang dikelola oleh Ken Madzkur pemeran utama dengan julukan Klebun Morleke dari Kabupaten Sampang, Madura. Channel tersebut berisi konten Film pendek dengan menggunakan Genre Critical Comedy berbahasa Madura yang berfokus pada isu-isu moral, etika, dan kemanusiaan, yang dikemas dengan unsur komedi dan pemaparan kritis terhadap isu-isu yang relevan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tengka (tingkah laku atau moral) di masyarakat.
Channel YouTube Mata Pena, mencakup berbagai macam topik yang relevan dengan masyarakat kita, seperti sosialisasi hidup bermasyarakat, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Melalui film pendek, Kru Mata Pena mampu memberikan perspektif yang berbeda dan memperkuat identitas lokal.
Hal ini penting dalam membentuk kesadaran tengka yang berlandaskan pada budaya dan nilai-nilai lokal. Juga mengajak masyarakat sekitar berdakwah dengan menjadi konten kreator agar pendidikan tengka atau pendidikan karakter mencerminkan peran penting dalam membentuk pribadi yang berintegritas, berempati, dan bertanggung jawab.
Dakwah channel Mata Pena sebagai sarana dalam menyampaikan pesan moral yang dikemas dengan film pendek, tujuannya agar mudah dipahami dan di implementasikan oleh masyarakat. Kru Mata Pena mengangkat berbagai nilai-nilai penting seperti kejujuran, kerja sama, empati, kesabaran dan cara mensyukuri nikmat yang telah diperoleh.
Terdapat pesan moral kongkret dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral tersebut yang disampaikan oleh aktor Mata Pena dalam kontennya memiliki dampak positif yang signifikan terhadap penontonnya. Mereka mendorong agar penontonnya mengadopsi pesan moral yang telah disampaikan dan di terapkan dalam kehidupan mereka. Selain itu, dalam kontennya juga memperhatikan isu-isu sosial yang mungkin terabaikan oleh masyarakat umum.
Dalam salah satu video yang berjudul Korang Asokkor (Kurang Bersyukur) mengisahkan tentang seorang istri yang kurang bersyukur terhadap hasil jerih payah suaminya. Pesan moral yang disampaikan melalui karakter suami dalam cerita tersebut mengajak kepada para istri untuk menghargai usaha dan tanggung jawab suami serta melihat dunia dengan mata yang lebih terbuka. Film pendek tersebut menginspirasi penonton untuk menghilangkan prasangka dan berempati terhadap kehidupan mereka yang sedang berjuang serta mensyukuri terhadap hasil usaha dan tanggung jawabnya.
Kita sebagai hamba harus bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan. Bersyukur tidak hanya secara lisan, melainkan dengan perbuatan yakni dengan menggunakan sebaik-baiknya nikmat yang Allah telah berikan.
Terdapat pesan moral dari YouTube Mata Pena salah satunya “Jalani hidupmu dengan menikmati proses dan mensyukuri rejekinya,” Mat Thinggal salah satu aktor Mata pena. “Rejekinya Tuhan seluas alam dan isinya, jika manusia tidak mensyukuri rejeki yang Tuhan berikan maka hidupnya tidak akan tenang (merasa selalu kurang)" Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 18 yang artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Jika manusia mencoba menghitung semua nikmat yang diberikan Allah kepada mereka, niscaya manusia tidak akan mampu menghitungnya. Oleh karena itu masyarakat sadar bahwa sekecil apapun harta yang mereka miliki, mereka harus mensyukuri segala nikmat yang Allah limpahkan kepadanya, karena manusia yang selalu bersyukur nantinya akan memperoleh balasan kebaikan dari Allah SWT. Sebaliknya, jika manusia yang tidak mensyukuri atas nikmatnya maka dikategorikan sebagai manusia kufur nikmat yang nanti akan mendapatkan adzab dan siksa dari Allah SWT.
Melalui pendekatan edukatif, komedi, yang berfokus pada isu-isu moral, etika, dan kemanusiaan. Kru Mata Pena berhasil mempengaruhi penontonnya akan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan membangun perspektif lokal, menggunakan bahasa daerah, membangun komunitas, dan menggunakan format konten yang menarik. YouTube Mata Pena telah menjadi konten yang efektif untuk meningkatkan kesadaran tengka dan membentuk masyarakat yang lebih sadar dan bertanggung jawab di era digital.
***
*) Oleh: Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMA.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : |
Editor | : Yatimul Ainun |