TIMES JABAR, BOGOR – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukanlah hal baru dalam kehidupan sehari-hari saat ini, terutama bagi siswa dan mahasiswa. Perkembangan pesat AI, khususnya di Indonesia, telah meluas ke berbagai sektor seperti kesehatan, transportasi, dan pendidikan. Salah satu contoh penerapannya adalah penggunaan chatbot cerdas. Di samping itu, asisten virtual seperti Google Assistant dan Siri telah menjadi bagian dari smartphone kita, memanfaatkan teknologi AI untuk mempermudah pekerjaan dengan sekadar menggunakan perintah suara "Hey Google" atau "Siri".
Salah satu inovasi terbaru dalam dunia AI adalah Large Language Model (LLM). LLM merupakan model machine learning yang dibuat dari kumpulan data teks dan kode besar yang mampu menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, serta menulis beragam konten kreatif. Teknologi LLM menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam mengolah informasi secara terstruktur, kreatif, dan alami, bahkan hampir meniru gaya penulisan manusia. Contoh terkenal dari LLM antara lain Bard dari Google dan ChatGPT dari OpenAI.
ChatGPT, sebagai salah satu contoh bahasa generatif yang dikembangkan oleh OpenAI, menggunakan kumpulan data teks dan kode besar untuk berkomunikasi dan menghasilkan teks yang mirip dengan manusia dalam menanggapi berbagai petunjuk dan pertanyaan. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Bard juga menunjukkan potensi untuk bersaing dengan ChatGPT. Aplikasi AI berbasis teks ini membantu dalam mencari informasi, menyelesaikan tugas, dan menjawab pertanyaan, yang relevan dengan pendidikan yang sering mengandalkan teks sebagai sumber pembelajaran. Kemampuan ChatGPT dalam merespons secara natural memudahkan proses pembelajaran dalam pendidikan.
ChatGPT dan Bard memiliki manfaat besar dalam pendidikan, baik bagi guru maupun siswa. Guru dapat menggunakan ChatGPT untuk menyusun materi pembelajaran, membuat soal ujian, serta mengoreksi tulisan atau tugas siswa. Sementara itu, siswa dapat memanfaatkan ChatGPT untuk menjawab pertanyaan, menguasai bahasa asing, memahami konsep yang sulit, dan melatih keterampilan menulis. Namun, penggunaan AI yang berlebihan dapat berdampak negatif dalam pendidikan, seperti menyebabkan ketergantungan siswa pada AI, yang dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Selain itu, penggunaan AI secara berlebihan juga dapat mengurangi interaksi sosial yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran mandiri dengan menggunakan AI tidak dapat menggantikan interaksi sosial antara siswa, guru, dan teman sebaya yang diperlukan dalam pembelajaran.
Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan AI dalam pendidikan, edukasi mengenai penggunaan AI yang bijak sangat penting. Edukasi ini membantu individu memahami cara menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab. Selain itu, membangun budaya etis dalam penggunaan AI, dengan memahami prinsip-prinsip etika seperti keamanan dan privasi, juga diperlukan. Dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat, individu dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan AI secara bijak, seperti berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah.
Secara keseluruhan, AI dapat menjadi peluang besar dalam pendidikan jika digunakan secara wajar dan bijak. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan dampak negatif dan menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.
***
*) Oleh : Farrel Wiratama Raisyah Nurman, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
IPB University
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
______
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : |
Editor | : Hainorrahman |