TIMES JABAR, MAJALENGKA – Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024 semakin mendekat, dan berbagai pandangan muncul mengenai kriteria ideal bagi calon bupati dan wakil bupati yang akan memimpin Kabupaten Majalengka.

Salah satu pandangan penting datang dari Hamdi, mantan aktivis Majalengka yang juga seorang lulusan kampus di Jawa Barat. 

Menurut Hamdi, pentingnya memilih calon bupati dan wakil bupati yang berasal dari kalangan pribumi, atau putra daerah asli. Menurutnya, pemimpin asli daerah memiliki keunggulan yang signifikan dalam memahami kondisi lokal dan menjaga keberlanjutan pembangunan.

Hamdi menjelaskan, calon bupati dan wakil bupati yang berasal dari kalangan pribumi cenderung memiliki keterikatan yang lebih dalam terhadap budaya, adat istiadat, dan norma-norma yang berlaku di Majalengka. Hal ini sangat penting dalam merumuskan kebijakan yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal.

"Pemimpin yang memahami budaya lokal lebih mampu merespons kebutuhan masyarakat secara tepat," kata Hamdi kepada wartawan, Rabu (13/10/2024)

Menurutnya, calon yang memiliki keterikatan budaya akan lebih mudah beradaptasi dengan masyarakat setempat dan menciptakan kebijakan yang selaras dengan kehidupan sehari-hari warga.

Selain itu, calon bupati dan wakil bupati pribumi biasanya memiliki koneksi yang lebih kuat dengan masyarakat lokal. Hubungan yang baik antara pemimpin dan warga merupakan salah satu kunci dalam membangun kepercayaan publik serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. 

"Kepemimpinan yang berasal dari masyarakat lokal biasanya lebih dekat dengan warga, sehingga lebih mampu memahami persoalan yang ada dan mencari solusi yang tepat," ujar Hamdi.

Mewakili Suara Lokal, Mendorong Partisipasi

Hamdi menekankan, calon bupati dan wakil bupati dari kalangan pribumi akan lebih mampu mewakili aspirasi masyarakat. Pemimpin yang memiliki hubungan dekat dengan masyarakat cenderung lebih memahami harapan dan kebutuhan warga. Hal ini sangat penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah.

Menurut Hamdi, pasangan calon yang memenuhi kriteria tersebut adalah pasangan nomor urut 2, Karna Sobahi dan Koko Suyoko. Keduanya dikenal sebagai putra asli daerah Majalengka, dengan rekam jejak yang kuat di bidang birokrasi dan dunia industri. 

Karna Sobahi, yang juga mantan Bupati Majalengka, telah menunjukkan pengalaman matang dalam mengelola pemerintahan daerah. Karna memiliki pemahaman mendalam tentang birokrasi Majalengka dan tantangan yang dihadapi daerah ini.

Sementara itu, Koko Suyoko yang berlatar belakang di bidang industri memiliki visi untuk memperkuat ekonomi Majalengka yang kini berkembang sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia.

"Karna-Koko adalah pasangan ideal untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah berjalan, serta mempercepat transformasi Majalengka menjadi pusat industri terkemuka di Indonesia," ungkap Hamdi. 

Menurutnya, pengalaman dan prestasi keduanya menjadikan pasangan ini sebagai kandidat yang paling siap untuk membawa Majalengka ke arah yang lebih maju.

Majalengka saat ini tengah bertransformasi menjadi salah satu kawasan industri yang berkembang pesat di Indonesia. Pembangunan infrastruktur, peningkatan lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat menjadi fokus utama yang perlu dilanjutkan oleh pemimpin terpilih. 

Hamdi meyakini, Karna Sobahi dan Koko Suyoko, sebagai putra asli Majalengka, memiliki visi yang tepat untuk membawa Majalengka ke masa depan yang lebih cerah.

"Pasangan Karna Sobahi dan Koko Suyoko, membawa banyak keuntungan. Mulai dari pemahaman budaya dan sosial hingga kemampuan mewakili suara masyarakat alokal," pungkasnya. (*)