TIMES JABAR, BANJAR – Kemenag Kota Banjar memasang hiasan ornamen khas imlek dalam rangka menyambut hari raya Imlek pada 29 Januari 2025, sesuai instruksi dari Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Surat No. B-270/SJ/BIX/KP.02/01/2025 tertanggal 17 Januari 2025, tentang Pemberitahuan Pemasangan Ornamen Imlek.
Rupanya, sejak ornamen tersebut terpasang pada hari Minggu 19 Januari 2025 lalu, Kantor Kementerian Agama Kota langsung menuai pro dan kontra.
Kepala Kemenag Kora Banjar, H. Ahmad Fikri Firdaus, SE, MM mengungkap bahwa pihaknya telah memasang ornamen-ornamen khas perayaan Imlek, seperti lampion, di area kantor.
"Langkah ini dilakukan bersama umat Khonghucu dari Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kota Banjar, sebagai bagian dari upaya kami untuk menghormati dan memfasilitasi keragaman budaya serta keagamaan di Indonesia," katanya, Rabu (22/1/2025).
Menurutnya, langkah ini sesuai dengan instruksi yang diberikan untuk merayakan Hari Raya Imlek 2576/Kongzili Tahun 2025 yang jatuh pada 29 Januari 2025, sekaligus mempertegas peran Kementerian Agama sebagai pelayan semua umat beragama.
"Pemasangan ornamen Imlek bukan hanya bentuk penghormatan terhadap umat Khonghucu, tetapi juga cerminan nyata dari komitmen kami untuk mewujudkan moderasi beragama," tegasnya.
Hal ini senada dengan Edaran Menteri Agama Republik Indonesia No. 11 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 16 Oktober 2023, yang menyatakan bahwa fasilitas pada kantor-kantor Kementerian Agama dapat dimanfaatkan sebagai ruang ibadah sementara apabila rumah ibadah tidak dapat digunakan.
Kebijakan ini menegaskan bahwa kantor Kementerian Agama tidak hanya berfungsi sebagai tempat administrasi, tetapi juga sebagai ruang pelayanan dan perlindungan bagisemua umat beragama di Indonesia.
"Dengan semangat yang sama, pemasangan ornamen Imlek di kantor kami bertujuan memberikan rasa nyaman, dihargai, dan diakui bagi umat Khonghucu.
Hal ini juga menjadi simbol kebersamaan bahwa keberagaman di Indonesia adalah sebuah harmoni yang perlu terus dijaga dan dipupuk," ujarnya.
"Kami mengajak warga Kota Banjar untuk menjadikan momen Imlek ini sebagai inspirasi bagi peningkatan toleransi dan penguatan persaudaraan antar sesama," katanya.
Kepala kantor Kemenag ini juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai kebhinekaan, saling menghormati, dan memperkuat harmoni sosial demi terciptanya Indonesia yang lebih damai dan bersatu.
Terpisah, Zaenal Arifin selaku aktivis Forum muslim Banjar dan Al-Muktabar Reborn berpendapat bahwa edaran pemasangan lampion bukan untuk kemenag kabupaten/kota tapi untuk Kanwil.
Menanggapi pemasangan lampu lampion di kantor kemenag kota Banjar dan tempat lainnya di bawah kemenag, Zaenal menilai sebagai sikap berlebihan dan berpotensi menyesatkan umat muslim.
"Konsep moderasi dan toleransi yang diusung kementrian agama selama ini, menurut saya jelas bertentangan dengan Islam. Tujuan dari propaganda moderasi dan toleransi ini sejatinya bertujuan untuk menjauhkan ummat dari Islam Kaffah
dan mengokohkan Islam sekuler," paparnya.
Zaenal juga menyorotu pemasangan ornamen imlek yang dipasang di kantor uruasn Haji yang identik dengab Islam.
"Menurut saya berlebihan! apalagi dipasang di kantor urusan Haji. Apa hubungannya lampion dan haji? Karena menurut saya ada banyak cara untuk menghormati dan menghargai ajaran diluar Islam! Kami siap untuk sharing berdialog dan duduk bersama mendudukpersoalkan tentang toleransi dan moderasi beragama secara benar untuk kebaikan ummat Islam khususnya di kota Banjar," ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemasangan Ornamen Imlek di Kemenag Tuai Polemik, Forum Muslim Banjar Buka Suara
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Deasy Mayasari |