TIMES JABAR, BANJAR – Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober dimaknai sebagai kebanggaan kita terhadap batik sebagai tradisi dan budaya Bangsa Indonesia yang diwarisi leluhur sejak dahulu kala.
Batik kerapkali digunakan dalam berbagai kegiatan formal maupun kedinasan dimana ASN diwajibkan mengenakan Batik di hari-hari yang telah ditetapkan.
Di Kota Banjar sendiri sudah ada dua pelaku UMKM batik dengan keunggulan motifnya masing-masing yang membawa ciri khas Kota Banjar dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan Kota Banjar melalui motif batik.
Kedua pelaku UMKM batik tersebut adalah Yola Batik yang sudah memiliki jam terbang cukup lama dalam memproduksi kerajinan batik dan memberdayakan masyarakat sebagai pengrajin batik.
Motif yang diunggulkannya adalah motif bunga tarum dan ebeg atau kuda lumping. Bahkan untuk motif bunga tarum sudah digunakan sebagai salah satu seragam ASN di Kota Banjar yang dipakai saat berdinas.
Sekdis KUKMP Kota Banjar tampil cantik saat menggunakan Batik (foto:Susi/TIMES Indonesia)
Pelaku UMKM batik lainnya yakni Casper Van Houtten yang melabeli produk batiknya dengan branded Gendhis Batik yang berlokasi di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
Gendhis Batik bahkan sudah melakukan hal paten dua motif batiknya yaitu motif batik Rambutan Sibatulawang dan motif Bebeong yang merupakan motif ciri khas Kota Banjar.
Batik Rambutan Sibatulawang untuk memperkenalkan rambutan yang melegenda karena rasa manisnya yang berasal dari Desa Batulawang.
Sementara Batik Bebeong merupakan ikan yang sering ditemui di Sungai Citanduy dan karena memiliki rasa yang begitu enak dan gurih, ikan tersebut menjadi begitu terkenal dikalangan pendatang yang pernah mencicipi ikan Citanduy tersebut.
Batik Rambutan Sibatulawang bahkan sempat dipromosikan langsung oleh Wali Kota Banjar, Hj Ade UU Sukaesih beberapa waktu lalu dalam pameran UMKM yang digelar oleh Bank Indonesia di Tasikmalaya.
"Batik dengan motif khas Kota Banjar ini untuk memperkenalkan batik Kota Banjar keluar daerah karena secara kualitas, batik Banjar bisa berdaya saing dengan produk batik lainnya," kata Heri, sang pemilik Gendhis Batik.
Kepala Dinas KUKMP Kota Banjar, Edi Herdianto, S.Sos melalui Sekdisnya, Neneng Widya Hastuti menyerukan kepada masyarakat untuk senantiasa melestarikan budaya Bangsa dengan mencintai produk Batik lokal khususnya batik khas Kota Banjar yang sudah memiliki aneka motif khas Kota Banjar.
Gendhis Batik saat dikunjungi Anggota DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa (foto:Susi/TIMES Indonesia)
"Sebut saja Batik motif rambutan sibatulawang, batik bebeong, bunga tarum, motif ebeg atau kuda lumping," sebutnya.
Neneng mengatakan bahwa batik khas kota Banjar cukup dikenal di luar daerah karena motifnya yang indah sehingga batik ini laris di pasaran.
"Mari kita cintai dan lestarikan warisan budaya bangsa dengan menggunakan batik nasional Indonesia dan batik khas Kota Banjar," pungkasnya dalam peringatan Hari Batik Nasional tahun ini. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Deasy Mayasari |