https://jabar.times.co.id/
Ekonomi

Kearifan Lokal Dorong Pertumbuhan Jawa Barat

Selasa, 21 Oktober 2025 - 21:24
Dari Pasar Desa ke Ekonomi Digital: Kearifan Lokal Dorong Pertumbuhan Jawa Barat Para pelaku-pelaku umkm sedang menyimak paparan digitalisasi sales yang diadakan di salah satu cafe di Bandung Utara. (Foto: Djarot/ TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, BANDUNG – Di sebuah komplek kecil terletak di wilayah industri kreatif di pinggir kota Bandung, para pelaku usaha kreatif sore itu duduk melingkar sambil menyeruput kopi tubruk hasil olahan sendiri. Tertawa lepas, sambil berulang menikmati seduhan kopi hangat dan panganan yang tersedia.

Momen di atas begitu Istimewa. Kemudahan mendapatkan produk secara online dan pembayaran yang mudah menjadi salah satu dan dua alasannya.

Teknologi digitalisasi membawa dampak signifikan bagi pemasaran produk pelaku usaha.

Dan dengan adanya shifting pola pikir dari yang konvensional ke modern, pelaku UMKM di Jawa Barat, sebagian besar merasakan dampak kemudahan transaksi yang menyulap ini. Manakala dulu uang cash dan pertemuan pembeli tatap muka dengan penjual jadi sebuah keharusan. Kini, itu tidak lagi berlaku.

Tidak hanya produk teh, kopi tradisional, apapun produk yang dihasilkan pelaku usaha, kini beragam produk bukan kuliner pun bisa dipesan melalui platform digitalisasi dan pembayaran online.

Yang menariknya lagi, pelaku ekonomi mikro yang cukup terkendala memenuhi pesanan para pengorder di Kota, kini penyumbang kontribusi ekonomi daerah pun di Jawa Barat, satu per satu mengalihkan aktivitas niaganya ke platform digital — dan uniknya, tangan lembut tradisi bertemu dengan jari-gesek smartphone bisa terjadi.

“Dulu saya harus pergi dulu ke tanah kelahiran di Cianjur Selatan untuk bisa menikmati kopi tubruk, gula aren dan panganan ringan ini, sekarang dengan menyentuh layar gadget, saya bisa mendapatkan barang dan bertransaksi denga naman dan mudahnya. Apalagi, penjual dari luar Jawa Barat pun, mereka sudah 'canggih' dengan sediakan pembayaran Qris dari sana. Tentu kehadiran seperti Bank Indonesia jadi salah satu kontributor positif ini terealisasi,” ujar Akhsan, pemilik salah Cafe di Bandung, Selasa (21/10/2025).

Transformasi seperti ini adalah wujud nyata dari kehadiran Bank Indonesia Jawa Barat (BI Jabar) di wilayah yang selama ini dianggap “terluar dan tertinggal”.

Salah satu contohnya: program BI BERKIBAR — Bank Indonesia Beri Makna untuk Jawa Barat yang digelar di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Di sana pernah terselenggarakan kegiatan hadirkan booth belanja bumbu dapur dengan harga Rp1 dan pengalaman QRIS Experience untuk masyarakat.

Achris Sarwani, Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar bahkan menuturkan bahwa Bank Indonesia hadir membawa layanan kas Keliling, Gerakan Pangan Murah untuk membantu jaga daya beli masyarakat.

Kearifan lokal sebagai starting-point

Kearifan lokal di Jawa Barat sangat kaya: mulai dari sistem tanam rakyat, pola gotong royong dalam produksi, hingga kultur pemasaran langsung antar komunitas.

Bank Indonesia Jabar melihat potensi ini bukan sebagai warisan yang diam, melainkan sebagai modal untuk transformasi ekonomi. Dimana salah satu kiatnya adalah dengan memadukan budaya lokal dengan teknologi, lahirlah solusi ekonomi baru yang inklusif.

Dan ini pun diperkuat dengan contoh nyata dimana, kelompok tani di Kabupaten Tasikmalaya yang mengolah talas menjadi keripik premium bisa menjual ke berbagai daerah.

Dengan pendampingan BI Jabar, mereka belajar packaging branding, transaksi QRIS, hingga pemasaran daring. Dampaknya produk mereka tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga dikirim antar-provinsi.

“Kami bersyukur ikut program yang BI adakan. Kami tidak hanya didik bagaimana membuat produk, tapi bagaimana menjual secara digitalisasi. Dengan tambahan dukungan digitalisasi, penjualan bisa meluas dan meningkat. Kami rasakan Itu jadi kunci agar penghasilan pelaku umkm di daerah makin meningkat serta bisa bersaing dengan pelaku usaha lain,” kata salah satu pendamping BI di Tasikmalaya.

Terlebih lagi, sebelumnya banyak masyarakat mengkhawatirkan perihal kenaikan harga barang akan berdampak terhadap daya beli masyarakat terhadap produk umkm. Apalagi, data terbaru menunjukkan inflasi di Jawa Barat pada pertengahan tahun 2025 yang tadinya diperkirakan naik, alhasil berhasil dijaga di angka sekitar 1,47%, lebih rendah dari target nasional.

Hal ini menandakan bahwa daya beli masyarakat dalam kondisi cukup stabil dan program-program BI Jabar mulai memberikan efek.

Di sisi layanan keuangan, seperti diketahui pada Idul Fitri 21 Maret 2025 yang lalu, program BI dengan penukaran uang baru “SERAMBI 2025” oleh BI Jabar sukses dijalankan.

Salah satu program kepada masyarakat, yakni penyiapan dana hingga Rp14,5 triliun untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri terjalankan dengan lancar.

Dengan banyaknya kesuksesan langkah-langkah seperti ini di masyarakat,  menunjukkan BI telah berhasil melakukan kegiatan pemerataan ekonomi yang tidak hanya soal infrastruktur fisik saja, tetapi juga akses keuangan, inklusi digital, dan penguatan UMKM.

BI Jabar tentunya tidak berjalan sendiri. Melalui program-programnya, bank sentral menggandeng pemerintah daerah, pelaku UMKM, komunitas lokal, hingga media. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi cerdas BI bisa terealisasi dan dimanfaatkan banyak pihak.

Apalagi, dukungan BI terhadap media memperlihatkan BI tidak hanya peduli terhadap kegiatan edukatif bagi masyarakat luas, tetapi juga memperkuat narasi bahwa transformasi ekonomi daerah bisa dilakukan dengan tetap berakar dari budaya lokal.

Refleksi dan harapan ke depan

Apa yang sedang terjadi di Jawa Barat adalah sebuah cerita perubahan — dari tradisi ke modernitas, dari pasar desa ke transaksi digital, dari petani lokal ke eksportir kecil.

Kearifan lokal tidak dikalahkan oleh teknologi; justru, teknologi menjadi kendaraan agar kearifan itu bisa melaju lebih jauh.

Namun tantangan masih besar: memastikan akses digital sampai ke desa terpencil, menjaga kualitas produk lokal agar tetap relevan di pasar nasional, serta memelihara ethos gotong-royong dalam arus ekonomi yang lebih individualis, masih menjadi harapan BI ke depan.

Dengan fondasi yang telah diberikan, Bank Indonesia Jawa Barat berdiri sebagai katalisator perubahan — bukan hanya menjaga stabilitas makro ekonomi, melainkan merajut masa depan daerah dengan akar budaya, teknologi, dan inklusi.

Semoga berawal dari sinilah kearifan lokal menemukan tempatnya dalam peta transformasi ekonomi yang lebih besar, dan di sinilah pula pemerataan ekonomi sungguh mungkin menjadi nyata. (*)

Pewarta : Djarot Mediandoko
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.