TIMES JABAR, BANDUNG – Semua orang mengetahui proses penuaan tubuh yang diikuti oleh jumlah usia menjadi hal yang wajar. Ada yang bisa menyikapinya dengan persiapan antisipasi sejak muda dan ada juga yang hanya mengikuti ritme kegiatan biasa rutinitas.

Dampaknya, yang menjaga akan memiliki kebugaran tubuh dan ingatan lebih baik daripada yang tidak menjaga.

Sepertinya hal sepele bahkan dianggap biasa saja, bahwa menjadi tua itu adalah proses alami. Natural demikian orang bilang.

Namun, pernahkah terpikir jika masa tua malah menjadi awal “persoalan” hidup dirinya muncul? Bahkan tak sedikit anak-anak yang dahulu ada dan dibesarkan, bisa hilang kesabaran bila berkaitan dengan sikap orang tua yang membuat mereka jadi tambah pekerjaan.

“Goals akhir dari kegiatan workshop Managemen Lansia: Pesantren Kreatif Pejuang Khusnul Khotimah ini adalah agar para peserta bisa berakhir hidup khusnul khotimah. Dan ini merupakan program baru di Bandung bahkan Indonesia. Latar belakangnya diadakan workshop ini yaitu punya perhatian terhadap para lansia di Indonesia dimana jumlah mereka itu sekarang semakin tambah banyak,” ungkap M. Kh. Rachman Ridhatullah, salah satu nara sumber, founder Pesantren Dakwah Kreatif Bandung, Jumat (25/10/24).

“Berkah tambah usia itu di satu sisi anugrah tetapi ternyata ada masalah juga. Permasalahan dia jaga Kesehatan, financial dan ada para lansia yang financialnya harus bergantung kepada anak dan cucunya, bergantung sama orang lain. Kalaupun ada lansia yang sudah mapan secara finansial tetapi dia sendiri mengalami kebingungan, tidak tenang hidupnya, galau, entah mau apa setelah pensiun,” jelas Rachman.

Penggagas workshop Managemen Lansia ini menuturkan bahwa ternyata problem di lansia itu kompleks dan dirinya mencoba ingin membantu para lansia yang kebanyakan berada di masjid, memberikan pendekatan pemberdayaan kepada lansia ini. Jadi, dengan workshop ini diharapkan akan kelanjutan berupa program ke depannya di masjid-masjid yang ada lansianya.

Rachman memaparkan karenanya target dari peserta workshop yang ada sekarang adalah salah satunya para pengurus atau perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan harapan nanti programnya dilakukan di masjid-masjid.

“Jadi, kita sekarang sedang merancang program pemberdayaan lansia itu seperti apa dalam dua hari workshop ini (25-26 Oktober 2024). Dan nanti konsepnya, kita akan terapkan di pemberdayaan jamaah lansia di DKM,” imbuhnya.

“Secara tidak langsung, kegiatan ini akan memakmurkan masjid dan kegiatan lansia itu tidak hanya ibadah saja tetapi ada dimensi lainnya seperti menjaga Kesehatan, bagaimana dia bisa berdamai dengan psikologisnya. Bagaimana dia bisa menerima bahwa dia sudah pensiun, tidak lagi memiliki jabatan. Itu kan bisa berpotensi menjadi post power syndrome dan potensi bisa jadi ada,” jelas Rachman.

Tak berbeda jauh juga dengan apa yang dituturkan oleh pebisnis senior yang bergerak di bidang literasi perbukuan. Selama 23 tahun malang melintang di dunia bisnis perbukuan dan organisasi. Baginya tidak ada kata pensiun karena pensiun di dalam Islam, terhenti alias meninggal ketika berkarya di jalan-Nya.

“Di Surah Al Insyirah ayat 7 dijelaskan artinya bahwa, apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain). Ini berarti, hanya kematianlah yang bisa menghentikan kebajikan yang sedang kita kerjakan sekarang ini,” ujar Hikmat Kurnia, Founder dan CEO Agromedia Grup, Publishing Company menambahkan.   

“Prinsip kami dalam menjalani hidup itu bertumpu pada slogan Zikir, Mikir, Pelesir dan Keluarga. Dari tahapan demi tahapan, hingga saat ini saya masih tetap berdinas ke kantor. Kalau sebagai ASN, usia saya saat ini tentu sudah pensiun tetapi karena saya bukan ASN, saya seorang CEO dengan karyawan seribuan, tetap saja saya berkantor dan kalaupun saya berdiam di rumah, malah saya tidak tahu harus berkegiatan apa,” selorohnya dengan penuh canda.

Hikmat menceritakan bahwa di dalam usianya yang menjelang lansia, dalam menjalani hidup yang terpenting adalah harus terus berkegiatan berzikir, berpikir dan berpelesir serta yang terakhir jangan melupakan keluarga. Karena, di usia yang sudah menuju kritis-kritis ini harus dekat dengan keluarga.

Ia menuturkan bahwa bila menilik pada kriteria usia lansia adalah 60 tahun maka dirinya masih belum termasuk kepada lansia. Dirinya saat ini yang terlahir di Bandung dan berkuliah S1 di Unpad S2 di UI, pendiri dan CEO dari Kelompok Agro Media Publishing, menjabat sebagai Ketua Ikapi dari 2016 dan sebagai penanggung jawab dari Islamic Book Fair, yakni pameran buku terbanyak, terbesar pengunjungnya di Indonesia yang bisa mendatangkan 50 ribu pengunjung setiap harinya. Dirinya bersyukur bisa menjalani kegiatan itu semua.

CEO Agro Media ini mengungkapkan bahwa salah satu kegiatan yang ia lakukan rutin dan tidak berhenti adalah berdinas ke kantor setiap hari. Istrinya bahkan mengatakan dengan canda, bahwa jika serius mengurus istri, seorang suami itu berikhtiar dengan pergi pagi dan pulang petang.

“Dengan kondisi sekarang, dimana anak-anak saya yang tiga orang itu, yang dua orang berkuliah di Jerman sementara yang satu lagi di Inggris. Dengan setiap hari hanya berduaan, tentunya keluargalah yang membuat saya bisa terus merasa berarti. Bersama istri, saya bisa selalu ditemani terutama untuk hal berpelesiran. Karena itu, sangat repot kondisinya jika hanya berdua tetapi tidak harmoni. Untuk itu, pesan saya kepada bapak ibu yang sudah memasuki lansia, berusahalah selalu dekat dengan keluarga,” pungkas Hikmat menutup pembicaraan. (*)