TIMES JABAR, BANJAR – Kota Banjar sebelum bertransisi dari Kabupaten Ciamis sempat dijuluki sebagai kota transit. Pada waktu itu, statusnya masih sebagai Kewadanaan dengan kontribusi PAD terbesar di Pemerintahan Ciamis.
Pada masa tersebut, Banjar dikenal sebagai kota yang tak pernah tidur. Aktivitas perdagangan dan industri pariwisata sebagai pintu gerbang menuju Pantai Pangandaran begitu hidup tatkala itu.
Sebagai kota transit, Kota Banjar menjadi persinggahan pelintas yang ingin melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah di jalur Utara, jalur Barat ke Bandung, jalur Timur ke Yogyakarta dan jalur Selatan menuju Kabupaten Pangandaran. Otomatis, hotel dan penginapan di ujung Jawa Barat ini selalu dipenuhi tamu dari luar daerah.
Berlokasi di Jalan Tentara Pelajar, Gedung GBI yang berdiri megah di samping Kelurahan Mekarsari dulunya merupakan terminal bus yang menjadi pusat keramaian Kota Banjar.
Geliat perekonomian masyarakat saat menjadi kota transit tersebut dikenal meningkatkan perekonomian warga Kota Banjar. Bukan hanya berdagang, warga memanfaatkan keramaian tersebut dengan membuka berbagai peluang usaha yang selalu berkembang.
Salah satu penunjang keramaian pada waktu itu adalah dengan adanya dua bioskop kenamaan di Kota Banjar yaitu bioskop Kenanga dan Sodara.
empat terbengkalai, kedua gedung bioskop tersebut kini bermetamorfosis menjadi Pusat Perbelanjaan Yogya dan Samudra, persis setelah status Banjar memisahkan diri dari Pemerintah Ciamis dan menjadi Kota.
Untuk mengembalikan masa kejayaannya, Toserba Samudra dibangun menggantikan bioskop Kenanga dengan fasilitas Cineplex Baninza yang kini bisa melanjutkan sejarah hiburan di Kota Banjar. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Imadudin Muhammad |