TIMES JABAR, MAJALENGKA – Pada Rabu (30/7/2025), Kabupaten Majalengka menjadi titik penutup dalam rangkaian Roadshow Bus Komisi Pemberantasan Korupsi RI (KPK RI) tahun 2025 di Jawa Barat.
Kegiatan bertajuk Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi ini mendapat apresiasi langsung dari Bupati Majalengka, Eman Suherman, atas komitmennya dalam memperkuat edukasi nilai integritas dan semangat antikorupsi di tengah masyarakat.
"Majalengka menjadi titik terakhir dari tujuh kabupaten/kota yang disinggahi Bus KPK. Meskipun hanya sehari, kegiatannya sangat padat dan meriah, mulai pagi hingga sore. Ada senam bersama, kegiatan pramuka, pelayanan publik, hingga kunjungan ke sekolah," ujar Bupati Eman di sela kegiatan.
Menurutnya, edukasi antikorupsi yang dikemas secara interaktif dan lintas usia menjadi keunggulan dari program ini. Mulai dari siswa sekolah dasar dengan program kantin kejujuran, hingga pelajar tingkat SLTA yang mengikuti workshop integritas, semuanya diarahkan untuk menanamkan karakter jujur dan tangguh sejak dini.
Bupati Eman juga menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan berintegritas, sebagaimana tertuang dalam program prioritas "Majalengka Langkung Sae".
"Ini bukan sekadar seremonial, tetapi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah daerah dan KPK dalam mengedukasi masyarakat secara menyeluruh," tambahnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai hambatan kerja sama dengan KPK, Bupati Eman justru mengungkapkan bahwa respons dari lembaga antirasuah sangat positif. Bahkan, Majalengka dinilai memiliki antusiasme publik yang luar biasa.
"Pihak KPK mengaku terkesan dengan atmosfer di Majalengka. Mereka menyebutnya seperti suasana ulang tahun kabupaten karena masyarakat sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara," jelas Eman.
Di akhir pernyataannya, Bupati Majalengka menyampaikan pesan moral bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung gerakan antikorupsi di setiap lini kehidupan.
"Orang bijak adalah orang yang berbicara dengan hati. Jika hati menjadi hakim tertinggi dalam bertindak, maka kejujuran dan kepedulian akan tumbuh. Itu adalah kunci membangun kesadaran antikorupsi," ujarrnya.
Dengan antusiasme dan dukungan aktif masyarakat, Majalengka menunjukkan diri sebagai daerah yang siap menjadi contoh dalam membangun budaya antikorupsi yang kuat dan berkelanjutan. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Ronny Wicaksono |