TIMES JABAR, JAKARTA – Aplikasi media sosial asal China, RedNote, mendadak menjadi tujuan banyak pengguna baru hanya beberapa hari sebelum rencana larangan TikTok di Amerika Serikat.

Dikutip dadi Reuters, Rabu (15/1/2025), diskusi daring bertajuk “TikTok Refugees” pada Senin, lebih dari 50.000 pengguna Amerika dan China berkumpul di ruang obrolan RedNote.

Pengguna TikTok China dengan antusias menyambut rekan-rekan mereka dari Amerika, bertukar informasi tentang berbagai topik seperti makanan hingga pengangguran di kalangan anak muda.

RedNote Meroket di Peringkat Unduhan di AS

Dalam beberapa hari terakhir, aplikasi RedNote,- yang dikenal di China dengan nama Xiaohongshu -, ini melonjak ke puncak peringkat unduhan di AS, didorong oleh pengguna media sosial Amerika yang mencari alternatif TikTok menjelang larangan yang akan datang.

Dalam dua hari, lebih dari 700.000 pengguna baru bergabung dengan Xiaohongshu.

Unduhan RedNote di AS meningkat lebih dari 200 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 194 persen dibandingkan minggu sebelumnya, berdasarkan data dari firma riset Sensor Tower.

Pada Selasa, RedNote menjadi aplikasi gratis kedua yang paling populer di App Store milik Apple, setelah Lemon8, aplikasi lain yang dimiliki oleh ByteDance. Lemon8 juga mengalami lonjakan unduhan serupa bulan lalu, meningkat 190 persen di Desember menjadi sekitar 3,4 juta unduhan.

Berbeda dengan banyak aplikasi media sosial China lainnya, RedNote hanya memiliki satu versi aplikasi yang digunakan baik di dalam maupun luar negeri, sehingga tunduk pada aturan moderasi domestik.

Saat ini, aplikasi RedNote  memiliki lebih dari 300 juta pengguna yang menggunakannya untuk mencari tips perjalanan, rekomendasi restoran, hingga produk perawatan kulit.

Konteks Larangan TikTok di AS

Lonjakan pengguna RedNote terjadi menjelang tenggat waktu 19 Januari, di mana ByteDance diwajibkan menjual TikTok atau menghadapi larangan di AS atas alasan keamanan nasional. Saat ini, TikTok digunakan oleh sekitar 170 juta orang Amerika, atau sekitar setengah dari populasi negara itu, dan sangat populer di kalangan anak muda serta pengiklan. (*)