TIMES JABAR, BANJAR – Bau menyengat dari tumpukan sampah di TPS Kamisama Kelurahan Karang Panimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, dikeluhkan warga sekitarnya.
Warga setempat mengeluhkan polusi udara yang disebabkan tumpukan sampah tersebut apalagi saat datang hujan dimana air mengalir dari tumpukan sampah tersebut mengeluarkan bau busuk.
Sukardi, salah satu warga yang tingga di depan Kawasan TPS Kamisama tersebut mengaku sangat terganggu dengan bau yang keluar dari sampah tersebut.
"Ini terjadi setelah terjadi penumpukan sampah kurang lebih dua minggu ke belakang. Biasanya kan tidak terjadi penumpukan, jadi tidak sebau ini," tuturnya, Selasa (14/1/2025).
Kepala Kawasan TPS Kamisama, Delta Naufal, mengungkap bahwa tumpukan sampah terjadi karena kendala pengangkutan di Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Banjar.
"Kami sudah koordinasikan dengan dinas LH karena memang ada kendala di unit kendaraan pengangkut sampahnya. Sementara ini memang kami masih membuangnya juga ke TPA," jelasnya.
TPS Kamisama yang merupakan pengelola sampah swasta, saat ini melayani sekitar 2.500 pelanggan di 2 Kelurahan dan 1 Desa yakni Kelurahan Purwaharja, Karangpanimbal dan Desa Raharja.
"Kendala lainnya mayoritas pelanggan belum melakukan pemilahan sampah secara mandiri di rumah masing-masing sehingga mengakibatkan beban kerja yang berat bagi petugas pemilah sampah di TPS Kamisama," cetusnya.
Dari 8 pemilah sampah di TPS Kamisama, lanjutnya, dianggap belum memenuhi standar SDM dengan lonjakan sampah sebanyak 5 sampai 6 ton per harinya.
"Cukup berat dalam penanganannya ya karena keterbatasan jumlah pemilah sampah dan kebiasaan warga yang tidak memilah sampahnya di rumah, jadi sampah organik dan non organik disatukan hingga itu lumayan cukuo menyulitkan proses pemilahan," tandasnya.
"Kami menerima sampah per harinya 4 sampai 6 ton, itu tidak dipilah sehingga berat untuk kami dalam penanganannya. Sedangkan jumlah petugas pemilah sampah yang kami punya hanya 10 orang," jelasnya.
Delta juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berupaya untuk mengkomunikasikan permasalahan sampah yang menumpuk kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar agar segera mendapatkan penanganan.
"Kami sudah menyampaikan kondisi ini, namun sejauh ini belum ada solusi. Sampah masih menumpuk di TPS Kamisama. Belum ada pengambilan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk diangkut ke TPA," katanya.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar menanggapi permasalahan sampah yang menumpuk di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Kamisama. Disampaikan Kepala DLH Kota Banjar, Eri Kusuma Wardhana, pihaknya segera mengambil langkah untuk menangani masalah tersebut.
"Kami telah mengadakan rapat dan akan segera menindaklanjuti masalah ini," katanya.
Menanggapi hal ini, Pembina Poros Sahabat Nusantara (Posnu) Kota Banjar, Muhlison meminta agar pemerintah Kota Banjar tidak mengabaikan penanganan masalah penumpukan sampah tersebut.
Atas keterlambatan pengangkutan sampah yang sudah menumpuk di TPS Kamisama mencerminkan ketidakseriusan Pemkot dalam menangani isu sampah di wilayah tersebut.
“Informasi yang kami terima menunjukkan bahwa sampah di TPS Kamisama tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) selama hampir seminggu. Ini jelas menunjukkan ketidakseriusan Pemkot dalam menangani masalah sampah,” kata Muhlison.
Muhlison mendesak Pemkot Banjar untuk segera merespons dan mencari solusi sebelum masalah ini semakin parah dan berdampak pada kesehatan warga.
“Jika dibiarkan terus menumpuk, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitar TPS. Kami meminta Pemkot untuk segera merespons dan menindaklanjuti persoalan ini,” katanya.
Apabila terdapat kendala teknis dalam pengangkutan sampah, Muhlison menambahkan seharusnya ada koordinasi yang baik sehingga masalah ini tidak berlarut-larut.
“Hal ini menunjukkan kurangnya profesionalisme dalam menangani masalah ini,” imbuhnya.
Mantan ketua PMII Kota Banjar ini mengusulkan agar Pemkot Banjar lebih terbuka dan melibatkan berbagai pihak untuk berdiskusi mengenai pengelolaan sampah di kota Banjar. Ia melihat potensi sampah sebagai peluang usaha yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi angka pengangguran.
“Saya yakin keberadaan sampah bisa dimanfaatkan secara optimal sebagai peluang baik, bukan justru menimbulkan masalah. Kami berharap Pemkot mau terbuka dan berdiskusi mengenai hal ini,” tegasnya.
Kesadaran masyarakat juga diperlukan untuk menyediakan bak-bak sampah di lingkungan masing-masing secara mandiri sesuai dengan jenis sampah, baik organik maupun non-organik. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |