TIMES JABAR, GRESIK – Petani tambak di Kampung Bandeng, Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik mengungkapkan keluhan mereka kepada anggota DPRD Gresik, Muhammad Kurdi.
Keluhan tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi perundang-undangan yang digelar di Desa Pangkahwetan pada Minggu (15/12/2024) siang.
Zamroni, salah satu petani tambak, menyebut bahwa meski konsep Kampung Bandeng adalah ide yang bagus. Meski begitu, implementasinya masih memerlukan evaluasi dan perbaikan.
Dia menyoroti harga bandeng yang tetap stagnan di kisaran Rp15.000 hingga Rp23.000 per kilogram sejak kawasan tersebut dikembangkan menjadi Kampung Bandeng. “Kami berharap ada progres nyata dari konsep Kampung Bandeng," ujarnya.
Akibat harga bandeng yang tak kunjung terkerek, banyak petani tambak beralih ke sistem poli dengan mengisi tambak mereka dengan kombinasi udang vaname, bandeng dan nila. "Selain bandeng, kami isi tambak kami dengan nila dan vaname, kalau bandeng saja pasti tidak nutut (bakal rugi)," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Kurdi berjanji akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi. "Kami akan membawa aspirasi ini dan akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, apalagi kami berada di komisi yang konsen dalam perikanan," terangnya
Politisi Gerindra ini menyayangkan Unit Pengelolaan Ikan (UPI) di Sidayu yang diharapkan dapat menyerap hasil produksi bandeng, tetapi belum optimal berfungsi.
“Keberadaan Kampung Bandeng ini harus menjadi motor penggerak ekonomi petani tambak. Kami juga akan meminta pemerintah daerah memaksimalkan fungsi UPI di Sidayu agar bisa menyerap hasil panen ikan bandeng dengan harga yang layak,” kata Kurdi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Harga Ikan Tak Kunjung Naik, Petani Tambak Kampung Bandeng Curhat ke DPRD Gresik
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Ronny Wicaksono |