TIMES JABAR, PACITAN – Senin (10/2/2025) pagi tadi, Lapangan Apel Mapolres Pacitan ramai. Barisan pasukan tegap berdiri, seragam rapi, wajah serius. Mereka siap menjalankan Operasi Keselamatan Semeru 2025. Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, berdiri di depan, memimpin apel gelar pasukan.
Operasi ini digelar selama dua pekan, 10–28 Februari 2025. Tujuannya jelas: menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Biar jalanan aman, biar pemudik bisa pulang kampung tanpa cemas.
Operasi ini melibatkan 60 personel. Semuanya disiapkan untuk satu misi, yakni menertibkan lalu lintas.
Dalam amanatnya, Kapolres Pacitan membacakan pesan dari Kapolda Jatim, Irjen Pol Drs. Imam Sugianto, M.Si. Pesannya lugas: operasi ini bukan sekadar razia tilang, tapi soal edukasi dan kesadaran masyarakat.
"Melalui Operasi Keselamatan Semeru 2025, mari kita tingkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas serta mengoptimalkan langkah preemtif dan preventif bersama dinas terkait," ujar AKBP Agung, Senin (10/2/2025).
Singkatnya, jangan hanya sibuk menilang, tapi juga mengingatkan. Jangan hanya menindak, tapi juga mengajak.
Kapolres Pacitan juga menegaskan bahwa operasi ini mendukung visi besar: Indonesia Emas 2045. Ini bukan sekadar jargon, tapi upaya nyata meningkatkan kualitas manusia Indonesia agar lebih disiplin di jalan.
Ada kabar baik: angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur turun 12,37 persen dari 31.991 kasus pada 2023 menjadi 28.033 kasus di 2024. Korban meninggal juga berkurang 9,66 persen.
Berdasarkan data dari Satlantas Polres Pacitan, sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat 364 kasus kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 41 korban meninggal dunia (MD), sedangkan 441 orang mengalami luka ringan (LR) dan 2 orang mengalami luka berat (LB).
Selain itu, kerugian materiil akibat kecelakaan tersebut mencapai Rp1.026.050.000.
Secara peringkat, Pacitan menempati peringkat ke-30 dari 39 Polres di wilayah Polda Jawa Timur dalam jumlah kecelakaan lalu lintas. Fatalitas korban meninggal dunia akibat kecelakaan di Pacitan mencapai 11,26 persen dari total kasus.
Tapi jangan cepat berpuas diri. Di jalanan, masih banyak yang ugal-ugalan. Masih ada pengendara yang nekat menerobos lampu merah, melawan arus, atau ngebut tak karuan.
Karena itu, AKBP Agung meminta personelnya untuk aktif memberikan edukasi, terutama kepada generasi milenial dan Gen Z. Biar mereka paham, tertib lalu lintas itu bukan soal takut ditilang, tapi soal keselamatan diri sendiri.
"Kedepankan pendekatan preemtif dan preventif yang bersifat edukatif dan humanis sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri," tegasnya.
Seperti kata pepatah, jalanan bukan sirkuit balap. Kalau semua tertib, perjalanan nyaman. Kalau semua patuh aturan, kecelakaan bisa ditekan.
Kapolres Pacitan berharap, Operasi Keselamatan Semeru 2025 bisa menjadi awal bagi perubahan. Bukan cuma dalam dua pekan operasi ini berlangsung, tapi juga seterusnya. "Biar masyarakat terbiasa tertib. Biar jalanan tak lagi jadi panggung maut," pungkas AKBP Agung Nugroho. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pimpin Apel Operasi Keselamatan Semeru 2025, Kapolres Pacitan: Tertib Lalu Lintas, Harga Mati
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |