TIMES JABAR, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkuat layanan meteorologi menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di tengah puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.
Namun BMKG tetap mengingatkan semua pihak untuk selalu siaga menghadapi puncak musim hujan tersebut yang dihantui potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan petir.
BMKG juga telah berkoordinasi dengan berbagai sektor yang berpotensi terdampak dari musim hujan termasuk pelaku industri logistik.
Dalam pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Meteorologi Persiapan Posko Nataru, Rabu (3/12/2025) lalu, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani juga telah menegaskan kesiapan layanan meteorologi menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Dalam rapat itu ditegaskan komitmen kelembagaan BMKG dalam memastikan layanan informasi cuaca berjalan optimal, terpadu dan mendukung kelancaran aktivitas masyarakat selama Nataru.
Rakornis tersebut dihadiri Plt. Sekretaris Utama BMKG Guswanto, Deputi Bidang Infrastruktur MKG Michael Andreas Purwoadi, jajaran Pejabat Tinggi Pratama, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I–V, serta Kepala UPT Koordinator National Digital Forecast (NDF) BMKG.
Kepala BMKG menekankan, bahwa penguatan layanan meteorologi merupakan bagian integral dari dukungan BMKG terhadap kelancaran transportasi, logistik dan aktivitas publik.
Ia memastikan bahwa sistem layanan BMKG telah dipersiapkan secara berlapis agar informasi yang disampaikan tetap andal, konsisten dan mudah dipahami.
"Prioritas kami adalah menghadirkan layanan meteorologi yang pasti, tenang dan dapat dipercaya. Informasi harus membantu masyarakat beraktivitas dengan nyaman dan aman, bukan menimbulkan kekhawatiran," kata Faisal seperti dilansir web BMKG.
Kepala BMKG juga menegaskan bahwa komunikasi publik menjadi elemen penting dalam pelayanan kelembagaan. Penyampaian informasi harus dilakukan secara proporsional, terverifikasi dan responsif terhadap kebutuhan pengguna layanan.
"Kami ingin informasi yang keluar dari BMKG menjadi rujukan utama yang menenangkan, mencerahkan dan memberi kepastian. Untuk itu, seluruh jajaran diminta menjaga satu suara dan satu standar dalam menyampaikan informasi,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo melaporkan bahwa Rakornis mengusung tema “Meteorologi Siap Menguatkan Konektivitas dan Keselamatan Transportasi" sebagai wujud kesiapan BMKG mendukung aktivitas lintas moda selama periode Nataru melalui layanan meteorologi yang kuat dan terintegrasi.
Rakornis ini juga mengevaluasi kesiapan SDM, keandalan perangkat, serta penguatan sistem informasi, termasuk optimalisasi peran National Digital Forecast sebagai tulang punggung layanan prakiraan cuaca nasional.
Faisal mengajak seluruh jajaran untuk menjaga profesionalisme, integritas dan semangat pelayanan dalam mengemban mandat kelembagaan. "Kita adalah satu organisasi. Kekuatan BMKG terletak pada soliditas internal, kompetensi dan dedikasi seluruh insan BMKG dalam melayani masyarakat," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Puncak Musim Penghujan, BMKG Perkuat Layanan Meteorologi Jelang Nataru
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Ronny Wicaksono |