TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Perkembangan olahraga beladiri Taekwondo beberapa tahun terakhir semakin pesat dan telah mendorong pertumbuhan industri olahraga yang menonjol di Kota Tasikmalaya.
Olahraga ini bukan saja hanya sekedar hobi, namun olahraga Taekwondo kini telah menjadi salah satu industri olahraga yang berpotensi besar, menggandeng prestasi, bisnis, dan kebugaran.
Pengurus Daerah Cabang Olahraga Taekwondo Indonesia Jawa Barat Sabem Nim Hari Ishak saat ditemui TIMES Indonesia di GOR Sukapura Komplek Olahraga Dadaha, Jalan Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Cihideung Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (3/9/2023) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Olahraga yang berasal dari Korea ini merupakan seni bela diri yang terkenal dengan perpaduan teknik tendangan dan pukulan yang spektakuler. Olahraga ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga mengajarkan disiplin, etika, dan pengendalian diri.
Salah seorang Pengurus Daerah Cabang Olahraga Taekwondo Indonesia Jawa Barat Sabem Nim Hari Ishak menyebut Kota Tasikmalaya dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi pusat perhatian bagi para pecinta taekwondo di Jawa Barat.
Pasalnya perkembangan Taekwodoin di Kota Santri ini tercatat menjadi sepuluh kota yang memiliki Taekwondin terbanyak.
Menurut Hari, perkembangan di Kota Tasikmalaya dari tahun ke tahun cukup bagus, baik dari kuantitas maupun dari kualitas. Prestasi pun terus meningkat dan terus bersaing dengan Kota dan Kabupaten lain di Jawa Barat.
Bahkan, Kota Tasikmalaya termasuk di jajaran sepuluh kota terbesar di Jawa Barat yang memiliki perkembangan yang sangat pesat.
"Hal ini dapat dilihat dari para peserta ujian sebanyak 750 orang," ungkap Hari saat ditemui TIMES Indonesia di sela ujian kenaikan tingkat di GOR Sukapura Komplek Olahraga Dadaha, Jalan Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Cihideung Kota Tasikmalaya.
Sabem Nim Hari menyebut Kota Bandung saat menjadi rekor peserta terbanyak dalam proses kenaikan ujian, di mana tak kurang dari 4.000 Taekwondoin mengikuti ujian yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Untuk Kota Tasikmalaya menurutnya memiliki peluang yang sangat besar.
Hal ini, menurutnya, dapat meningkatkan perkembangan industri olahraga, di Kota Tasikmalaya terdapat ratusan sabuk hitam yang awalnya menjadi senior kemudian asisten dan menjadi pelatih yang dapat mengembangkan organisasi olahraga ini.
Sementara itu Ketua Cabang Olahraga Taekwondo Indonesia Sabem Nim Agus Rolex didampingi Taekwondoin senior Kota Tasikmalaya Sabem Eri Jauhari mengatakan perkembangan Taekwondo di Kota Tasikmalaya telah melahirkan atlet berprestasi.
Banyak atlet Taekwondo yang telah meraih prestasi gemilang di tingkat Jawa Barat. Keberhasilan para atlet Taekwondo dalam berbagai kompetisi telah menginspirasi generasi muda Kota Tasikmalaya untuk memilih Taekwondo sebagai olahraga pavoritnya, mulai dari tingkat, SD, SMP, SMA bahkan di tingkat perguruan tinggi.
Sejumlah dojang terus berdiri di Kota Tasikmalaya, sampai saat ini tercatat ada 53 Dojang . Sekolah-sekolah ini tidak hanya menyediakan pelatihan berkualitas tinggi, tetapi juga memfasilitasi perkembangan atlet-atlet muda yang berbakat.
Mereka menawarkan program pelatihan yang komprehensif, mulai dari pemula hingga tingkat lanjutan, sehingga siapa pun, tanpa memandang usia, dapat mengikuti dan menikmati olahraga Taekwondo.
"Alhamdulilah sejak tahun 1983 berdiri perkembangan Taekwondo juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Beberapa pusat latihan Taekwondo telah berkembang menjadi bisnis yang sukses," ujar Sabem Eri.
"Mereka menyediakan fasilitas yang lengkap, termasuk lapangan latihan, peralatan, dan instruktur berlisensi. Hal ini telah menciptakan peluang kerja bagi orang-orang setempat dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Tasikmalaya," sambungnya.
Tentunya bukan hal mudah, keberhasilan berkembangnya Taekwondo di Kota Tasikmalaya menurut Sabem Eri tak lepas dari ajaran doktrin dimana keberadaan pelatih bukan saja menjadi pelatih tetapi menjadi seorang kakak dan senior yang selalu menjadi mentor dan psikolog untuk membangun karakter yang lebih baik dan berahlak mulya.
"Selain itu kita juga melakukan beberapa kegiatan di alam terbuka seperti pembentukkan dan pemupukan anggota menjadi seorang militan melalui Training Camp dan Latihan Alam terbuka yang biasanya dilaksanakan di pantai," pungkas Sabem Eri. (*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Ronny Wicaksono |