TIMES JABAR, BANJAR – Rambutan Si Batulawang (RSB) menjadi salah satu ikon produk lokal Kota Banjar. Selain memiliki rasa yang manis, daging rambutan asal Desa Batulawang dan Karyamukti ini dipercaya aman di lambung sehingga tidak akan menimbulkan sakit perut.

Teti, warga Lingkungan Jadimulya Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman mengaku ketagihan Rambutan si Batulawang.

"Karena rasanya manis dan enak ya, harga juga cukup terjangkau," ungkapnya.

Lia Juliani, penjual Rambutan Si Batulawang mengaku selalu untung besar saat musim rambutan tiba.

"Saya punya kebun rambutan dan setelah panen saya jual ke bakul atau saya jual sendiri di pasar," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (7/2/2025).

Setiap harinya, omset penjualan RSB minimal mencapai 50 kilogram jika dijual sendiri dengan harga Rp8 ribu/kilo. Lia mengaku bahwa tidak semua masyarakat mengenal jenis rambutan satu ini.

"Kebanyakan masyarakat itu kan mencari rambutan dari faktor warnanya, asal merah merona gitu padahal belum tentu semanis dan sesegar Rambutan Si Batulawang yang kami jaman tak akan kalah dari rambutan yang merah menyala lainnya," jelasnya.

Selain memiliki rasa yang legit, tekstur daging RSB ini dikenal kering dan kulit pada bijinya tidak ikut mengelupas saat di makan sehingga aman di lambung.

Lia mengungkap bahwa warga di Desa Batulawang dan Desa Karyamukti setiap rumahnya memiliki 3 atau 4 pohon.

"Kalau saya sendiri ada sekitar 100 pohon ya dan karena usianya sudah di atas 10 tahun maka setiap pohonnya menghasilkan 3 sampai 4 kwintal pertahunnya," urainya.

Adapun pembelian RSB ini rata-rata didominasi dari para bakul luar daerah yang datang sendiri dan tak jarang yang datang memanen sendiri di kebun sambil merasakan sensasi berwisata di kebun rambutan.

"Semoga semakin banyak yang datang untuk memetik sendiri di kebun saya di Pabuaran, ya itung-itung wisata Agro ya," pungkasnya. (*)