TIMES JABAR, BANJAR – Menghadapi musim penghujan dengan curah tinggi, BBWS Citanduy beserta BPBD Provinsi Jabar dan wilayah Priangan Timur menggelar apel siaga bencana di Lapang Golf Citanduy Kota Banjar, Rabu (13/11/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut, BMKG Jawa Barat beserta Forkopimda se-wilayah Priangan Timur yang meliputi Kabupaten Tasik, Ciamis, Garut, Pangandaran dan Kota Banjar.
Kepala BBWS Citanduy, Erloy Koyari, usai mengikuti FGD mengungkap bahwa Apel Siaga Bencana merupakan antisipasi menghadapi bencana alam.
"Jadi ini lebih kepada koordinasi terkait kesiagsiagaan bencana menghadapi musim hujan dimana ada peringatan dari BMKG bahwa terhitung bulan November 2024 sampai Februari 2025 curah hujan berada pada level sedang hingga tinggi," tuturnya kepada sejumlah awak media yang mewawancarai.
Maka dari itu, BBWS Citanduy perlu mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrim bersama Basarnas maupun TNI dan Polri.
"Langkah BBWS sendiri dalam menyiapkan berbagai peralatan untuk mendukung kondisi darurat dari alat berat dan yang lainnya," terangnya.
Pihaknya juga akan membentuk wadah koordinasi sepriangan Timur untuk bergerak pada saat kondisi darurat dimana prosedurnya nanti mereka saling berkabar dan bergerak sesuai titik bencana.
Adapun mitigasi untuk bencana di Kota Banjar, Kepala BBWS menyampaikan potensi banjir di sekitar sungai Citanduy.
"Berdasarkan pengamatan kami yang perlu di antisipasi adalah wilayah di sekitar sungai dimana terdapat aktivitas masyarakat cukup tinggi seperti pasar Banjar contohnya," sebutnya.
Erloy menambahkan bahwa naiknya debit sungai Citanduy merupakan dampak dari hulu atau kiriman dari Tasik dan Ciamis sehingga pihaknya sudah menyiapkan peringatan-peringatan yang diletakan pada stasiun pencatat tinggi muka air.
"Jadi kalau tinggi muka air dari hulu mulai tinggi, kami melalui wadah koordinasi tadi akan memberikan peringatan supaya masyarakat menjauh dari wilayah yang berisiko rawan bencana banjir," jelasnya.
Data infrastruktur pengendali banjir yang dimiliki BBWS sendiri meliputi 51 ruas tanggul dengan panjang total 330 km, 149 pintu klep, serta 1 pompa dan kolam retensi yang sedang dalam proses pembangunan.
Selain itu, mereka juga memiliki bahan banjiran yang siap digunakan jika diperlukan, termasuk 1494 kawat bronjong, 1385 geobag standar, 7088 geobag mini, 4450 sandbag, 5 geobox non-woven, dan 21222 lembar karung.
"Kami juga telah menyiapkan alat berat yang tersebar di berbagai titik strategis, seperti buldozer, dumptruck, excavator (baik jenis standar maupun amphibious), kapal keruk, pompa air, dan mobile pump, yang semuanya dalam kondisi baik dan siap digunakan,” urainya.
Seiring dengan potensi bencana yang ada, BBWS Citanduy telah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana pengendali banjir di berbagai lokasi.
Erloy menekankan pentingnya mempersiapkan infrastruktur dan sarana pengendalian banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi musim hujan dengan curah tinggi.
“Kesiapsiagaan ini mencakup tidak hanya infrastruktur, tetapi juga kesehatan, ekonomi, dan keamanan. Setiap elemen masyarakat, termasuk pemerintah, BPBD, instansi terkait, dan masyarakat, harus memahami langkah-langkah yang diperlukan saat menghadapi cuaca ekstrem seperti banjir dan longsor,” ujarnya.
Untuk itu, menurutnya pelatihan dan simulasi rutin perlu dilakukan untuk mempersiapkan individu dan lembaga dalam menangani bencana secara cepat dan efektif. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Apel Siaga Bencana, Ini Skema Rencana Tindak Darurat BBWS Citanduy
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Deasy Mayasari |