https://jabar.times.co.id/
Kopi TIMES

Kemerdekaan dan Jiwa Kepahlawanan Santri

Selasa, 13 Agustus 2024 - 18:30
Kemerdekaan dan Jiwa Kepahlawanan Santri Mu’min Darjatuloh, S.Pd.I., M.Pd., Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Bandung Barat Dapil 5 Fraksi Partai Gerindra.

TIMES JABAR, BANDUNG – Peringatan Hari Kemerdekaan tahun 2024 ini dapat dikatakan sangat istimewa karena berlangsung setelah pilpres dan pileg serta berdekatan dengan Pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Tentu saja ini merupakan momentum penting bagi segenap warga bangsa untuk memupuk kembali spirit kemerdekaan yang pernah digelorakan oleh para pendiri bangsa dalam melawan penjajah. 

Masyarakat Indonesia terbiasa merayakan hari kemerdekaan dengan upacara bendera, perlombaan, pesta rakyat dan kegiatan lain sebagai wujud kegembiraan menyambut kemerdekaan. Semua itu merupakan rutinitas tahunan untuk mengenang jasa para pahlawan. Namun, bukan itu hakikat kemerdekaan yang sebenarnya. Ada makna yang lebih mendalam yang mesti kita renungkan bersama.

Kini, usia kemerdekaan Indonesia sudah 79 tahun. Yang menjadi pertanyaan, apakah tujuan kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata sudah benar-benar tercapai? Apakah kita masih berproses mewujudkannya? 

Perlu kita sadari bahwa saat ini kita memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-79 di tengah beragam persoalan bangsa, seperti suburnya praktik korupsi, judi online, anarkisme pelajar, penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan persoalan lain yang dapat menghambat perjalanan bangsa ini menjadi negara maju. 

Segala persoalan bangsa tersebut akan menjadi tentangan berat bagi generasi muda dalam menyongsong bonus demografi. Sebab, bonus demografi tidak akan bermakna apa-apa jika generasi mudanya lebih sibuk dalam hal-hal negatif ketimbang memperbaiki diri. 

Poros Kepahlawanan 

Para pendiri bangsa telah merumuskan tujuan dan cita-cita kemerdekaan dengan baik. Tujuan itu telah mencakup segala aspek, baik politik, ekonomi, sosial, maupun pertahanan dan keamanan. Ini menjadi tugas warga negara, terutama generasi muda untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang baik. Tentu, untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita kemerdekaan dibutuhkan perjuangan karena kita akan dihadapkan pada tantangan baru yang semakin kompleks. 

Saat ini Indonesia telah merdeka dari penjajahan, tapi semangat nasionalisme kaum santri perlu terus dipupuk agar bangsa ini terus bersatu dan tidak mudah terpecah belah. Kaum santri perlu melanjutkan perjuangan para ulama dengan cara menggali segala potensi yang dimilikinya demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan umat. 

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar para santri mampu memaksimalkan perannya dalam memajukan bangsa dan negara:

Pertama, semangat belajar. Perjuangan santri saat ini adalah tetap mengisi kemerdekaan dengan mengkaji ilmu agama di pesantren, termasuk juga ilmu pengetahuan umum dan teknologi. Dengan bekal ilmu tersebut, kaum santri dapat memperluas peran dan kontribusinya dalam memajukan bangsa. 

Kedua, cakap teknologi. Perkembangan teknologi digital tentu saja menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi para santri. Karenanya, santri tidak boleh latah apalagi menolak kehadiran teknologi. Santri era digital harus jadi santri yang peka terhadap kemajuan zaman tanpa harus meninggalkan ciri khas kesantriannya. 

Jika santri tidak bisa menguasai teknologi, maka orang lain yang akan mengisinya. Santri tidak boleh ketinggalan apalagi hanya menjadi budak teknologi. Sudah saatnya santri mengambil peran dalam kemajuan teknologi digital.

Ketiga, menjadi santripreneur. Sejak di pondok pesantren, para santri memang dididik untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri, kerja keras, disiplin dan menjunjung tinggi kejujuran. Nilai-nilai yang diajarkan di pesantren tersebut merupakan jiwa dalam berwirausaha. 

Oleh karena itu, untuk membangun santri yang memiliki jiwa dan mental entrepreneur perlu digalakkan program santripreneur. Program ini bertujuan mencetak santri yang tidak hanya pakar di bidang ilmu agama saja melainkan mendorong mereka mampu memberdayakan ekonomi umat.

Keempat, terjun ke dunia politik. Saat ini peran lulusan pesantren semakin meluas termasuk di jalur politik. Masuknya santri di panggung politik merupakan angin segar di tengah wajah perpolitikan yang kadang jauh dari nilai-nilai etika. 

Ketika santri berkiprah di jalur politik, maka kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak akan jauh dari nilai-nilai yang dipelajari di pesantren. Mereka akan mengabdi untuk kemaslahatan umat dengan mengedepankan keadaban politik.

Dengan demikian, sudah saatnya para santri menjadi poros kepahlawanan dengan cara memaksimalkan perannya dalam memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat. Santri memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan melalui berbagai jalur, baik melalui jalur politik, ekonomi, budaya maupun pendidikan. 

***

*) Oleh : Mu’min Darjatuloh, S.Pd.I., M.Pd., Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Bandung Barat Dapil 5 Fraksi Partai Gerindra.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.